Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP) melakukan restrukturisasi atas utang obligasinya yang jatuh tempo pada 2013 mendatang. Total nilai utangnya mencapai US$ 100 juta atau setara dengan Rp 900 miliar.
Sekretaris Perusahaan UNSP Fitri Barnas dalam keterbukaan informasi mengatakan, perseroan memperpanjang jatuh tempo surat utang yang dijamin dengan saham alias secured equity linked redeemable notes. Semula surat utang itu jatuh tempo pada 2013, namun kemudian diperpanjang menjadi 2017.
"Surat utang UNSP ini memberi bunga sebesar 8% per tahun," katanya di Jakarta, Senin (7/2).
Perseroan nampaknya memang tengah gencar merestrukturisasi utangnya. Terutama setelah UNSP mengakuisisi PT Domba Mas (Domas) tahun lalu. Seperti diketahui, perusahaan olekimia itu memiliki banyak utang yang nilainya mencapai US$ 313 juta.
Namun, akhir tahun lalu perseroan melakukan restrukturisasi atas utang Domas tersebut. Utangnya kepada Credit Suisse senilai US$ 190 juta dan Procter and Gamble (P&G) sebesar US$ 45 juta diperpanjang masa jatuh temponya selama enam tahun mendatang terhitung Desember 2010 lalu. Adapun tingkat bunganya 6% per tahun. Begitu juga utangnya kepada Bank Mandiri yang nilainya sebesar US$ 78 juta.
Analis Reliance Securities Andy Wibowo Gunawan berpendapat restrukturuisasi itu otomatis akan mengurangi beban bunga yang akan ditanggung perseroan. Sehingga hal itu bisa mendongkrak kinerja perseroan ke depan.
Maklum, hingga kuartal III 2010 lalu, kinerja perseroan tidak begitu memuaskan. Laba bersihnya hanya naik tipis dari Rp 238,31 miliar menjadi Rp 245,30 miliar. Adapun penjualan bersihnya cuma naik 15% menjadi Rp 1,89 triliun.
Sementara beban bunga dan keuangan yang ditanggung anak usaha group Bakrie ini naik cukup tajam dari 163,39 miliar menjadi Rp 322,90 miliar. Sekedar catatan, November 2011 ini perseroan memiliki kewajiban untuk membayar utang obligasi yang jatuh tempo senilai US$ 160 juta.
Kendati demikian, menurut Andy, kinerja UNSP berpotensi membaik seiring dengan naiknya harga minyak sawit mentah (CPO) dunia. Oleh karena itu, ia masih merekomendasikan kepada investor untuk hold (tidak menjual) saham UNSP. Ia memperkirakan, harga UNSP secara teknikal berpotensi ada di kisaran Rp 390 per saham. Pada penutupan kemarin, harga saham UNSP merosot 1,43% ke posisi Rp 345 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News