kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.875   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.613   -20,90   -0,32%
  • KOMPAS100 952   -3,65   -0,38%
  • LQ45 742   -2,91   -0,39%
  • ISSI 210   0,12   0,06%
  • IDX30 386   -1,41   -0,36%
  • IDXHIDIV20 465   -1,90   -0,41%
  • IDX80 108   -0,27   -0,25%
  • IDXV30 113   -0,30   -0,26%
  • IDXQ30 127   -0,67   -0,52%

Unit Penyertaan Reksadana Konsisten Meningkat, NAB dan AUM Masih Volatil


Kamis, 24 April 2025 / 13:26 WIB
Unit Penyertaan Reksadana Konsisten Meningkat, NAB dan AUM Masih Volatil
ILUSTRASI. Berdasar data Infovesta Utama, per 22 April 2025, reksadana pendapatan tetap masih unggul dengan return 1,79% secara year-to-date (ytd).


Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja industri reksadana tengah berada dalam fase konsolidasi, dengan peluang pemulihan yang cukup besar di semester ll 2025.

Merujuk data Infovesta Utama, per 22 April 2025, reksadana pendapatan tetap masih unggul dengan return 1,79% secara year-to-date (ytd). Diikuti indeks reksadana pasar uang yang mencetak return 1,54% ytd dan reksadana saham yang konsisten bergerak di zona merah dengan return minus 8,04% ytd.

Direktur STAR AM Hanif Mantiq mengatakan, capaian kinerja positif pada reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang mendorong tingginya minat investor kepada kedua jenis reksadana tersebut.

Hal ini sejalan dengan tren peningkatan jumlah unit penyertaan (UP) sejak awal tahun 2025 yang didominasi reksadana pendapatan tetap dengan capaian kinerja UP naik 3,82% ytd dan diikuti reksadana pasar uang dengan capaian kinerja meningkat 0,32% ytd.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, jumlah UP secara konsisten meningkat 1,08% ytd dan 0,33% dari bulan sebelumnya menjadi 394,71 juta unit. Sementara Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana tercatat turun 0,65% ytd dan meningkat 0,74% dari bulan sebelumnya menjadi Rp 497 triliun.

Baca Juga: Dana Kelolaan (AUM) Reksadana Naik Tipis, Investor Beralih ke Instrumen Lebih Aman

Berdasar catatan Kustodia Sentral Efek Indonesia (KSEI), per Maret 2025 AUM industri reksadana tercatat Rp 781,22 triliun, meningkat 0,10% dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan turun 2,97% ytd. Secara kumulatif, AUM reksadana sepanjang akhir Desember 2024 – Maret 2025 telah mengalami penyusutan sebesar Rp 23,65 triliun.

"Ini mengindikasi bahwa minat investor terhadap reksa dana mulai bangkit, yang didorong sejumlah sentimen seperti stabilisasi pasar obligasi dan saham, ekspektasi pemangkasan suku bunga BI, serta pemulihan ekonomi dan inflasi yang terkendali," terang Hanif kepada Kontan.co.id, Rabu (23/4).

Menurut Hanif, meskipun lebih banyak ditopang saham lokal, tetapi pasar saham di bulan Maret telah menunjukan tanda-tanda adanya pemulihan. Apalagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan kedua di bulan ini meningkat 2,81%.

 "Artinya, meskipun belum bisa dikatakan konsisten, tetapi ini menandakan bahwa adanya perlawanan terhadap tekanan jual sebelumnya," tambah Hanif.

Alhasil, porsi kenaikan UP di bulan Maret lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan NAB. Hal ini menunjukan bahwa kenaikan harga aset dasar atau dana kelolaan menjadi faktor kontributor utamanya.

Direktur Investasi Bahana TCW Doni Firdaus menambahkan, kenaikan harga aset dasar atau dana kelolaan sebagian besar masih berasal dari reksadana konservatif seperti reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang. Ini mencerminkan bahwa investor tetap memiliki kepercayaan terhadap reksadana, meskipun pemulihannya masih bersifat selektif.

Doni bilang, saat ini investor cenderung risk off dan beralih ke instrumen yang memiliki karakteristik low risk dan likuid. Preferensi ini juga diperkuat oleh kondisi makro yang masih volatil.

"Di pasar saham, dari sisi valuasi, sudah banyak saham yang berada di level harga yang menarik. Ini berpeluang membuka potensi rebound dalam jangka menengah, terutama jima dapat kejelasan dari arah kebijakan suku bunga global serta membaiknya sentimen pasar," jelas Doni kepada Kontan.co.id, Rabu (23/4).

Ke depan, prospek industri reksadana masih di nilai positif, terutama karena sifatnya yang fleksibel dan mampu menyesuaikan dengan profil risiko masing-masing investor. Ditambah dengan pendekatan pengelolaan yang adaptif dan strategi alokasi aset yang selektif, reksadana tetap menjadi instrumen investasi yang relevan ditengah dinamika pasar.

Baca Juga: Reksadana Saham Kembali Pimpin Imbal Hasil Sepekan, Ini 5 Terbaiknya

Selanjutnya: Dipanggil ke Istana, Rosan Lapor Prabowo soal Realisasi Investasi hingga Mundurnya LG

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Capricorn di Tahun 2025 Seputar Keuangan dan Karier

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×