Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih di paruh pertama tahun 2023 ini. Prospek kinerja emiten konsumer ini diproyeksi bisa berangsur membaik seiring penyesuaian harga jual.
Analis Bahana Sekuritas Christine Natasya, mengamati, penurunan penjualan UNVR sangat dipengaruhi oleh penutupan platform e-commerce yakni Mitra Tokopedia dan JD ID. Kondisi saat ini juga tidak menguntungkan bagi UNVR karena adanya perubahan perilaku konsumen yang melakukan downsizing dan downtrading merek.
UNVR membukukan laba bersih sebesar Rp 2,8 triliun di semester pertama 2023. Laba tersebut turun 19,6% secara tahunan atau year on year (YoY) dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 3,42 triliun.
Penurunan laba bersih Unilever sejalan dengan turunnya pendapatan. Secara kumulatif pada semester I-2023, total pendapatan UNVR adalah sebesar Rp 20,3 triliun atau lebih rendah 5,5% yoy dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham untuk UNVR dan MYOR dari Analis NH Korindo Sekuritas
“Pendapatan UNVR sebagian besar disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata, serta penurunan volume penjualan ke e-commerce,” ungkap Christine kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Rut Yesika Simak, mencermati, penjualan UNVR berada di bawah tekanan pada kuartal kedua 2023 terutama karena penurunan harga jual dan volume penjualan. Sebagai catatan, harga jual domestik mencatat level tertinggi di kuartal II-2022 akibat lonjakan inflasi.
UNVR akhirnya menurunkan harga jualnya dalam menanggapi tingkat inflasi yang telah menurun dan untuk mempertahankan daya saingnya. Namun demikian, marjin laba kotor tetap terjaga berkat optimalisasi biaya.
Rut optimistis terhadap prospek UNVR tetapi berhati-hati karena perilaku downtrading konsumen dan penyesuaian harga UNVR dijadwalkan mulai dilakukan pada paruh kedua 2023. Meskipun ketidakpastian global dan sedikit peningkatan biaya input baru-baru ini.
“Kami mengantisipasi bahwa konsumen akan semakin memilih produk yang lebih terjangkau di masa mendatang,” jelas Rut dalam riset 25 Juli 2023.
Baca Juga: Unilever Indonesia (UNVR) Serap Capex 1,5% dari Penjualan di Semester I/2023
Menurut Rut Yesika, UNVR dapat mengatasi Headwinds yakni faktor ekonomi yang memungkinkan menyeret perekonomian suatu negara, serta UNVR bisa mengamankan pangsa pasar yang lebih besar di paruh kedua tahun 2023. Penurunan harga jual diperkirakan akan berangsur normal, setelah harga mulai disetel ulang yang dilaksanakan pada semester I-2023.
Christine memproyeksikan pertumbuhan volume penjualan UNVR hanya akan menurun tipis di tahun ini. Terlepas adanya dampak penjualan turun dari mitra e-commerce dan terjadi perpindahan konsumen untuk melirik ke produk yang lebih murah (downtrading).
Margin kotor UNVR pada kuartal II-2023 mencapai 50,5% atau menjadi yang tertinggi dalam 8 kuartal terakhir. Sebagian besar margin yang lebih baik tersebut disebabkan penurunan harga komoditas, serta program optimalisasi biaya yang kuat di pabrik, distribusi, logistik, dan promosi.
Christine turut melihat, UNVR melanjutkan prioritas strategisnya dengan berfokus pada segmen premium dan segmen value. Kabar baiknya, kontribusi segmen premium UNVR telah meningkat menjadi lebih dari 27% dari total penjualan, dibandingkan dengan kontribusi tahun 2022 yang kurang dari 25%.
Baca Juga: Bidik Pertumbuhan Kinerja 6% di 2023, Unilever Indonesia (UNVR) Beberkan Strategi
Beberapa inovasi produk baru yang diluncurkan UNVR pada kuartal kedua 2023 untuk segmen premium, seperti Vaseline Daily Sun yang menyegarkan dengan SPF 50 & Magnum matcha crumble ice cream, dinilai mendapatkan tanggapan yang sangat positif dari pasar.
Sedangkan untuk segmen value, dua merek baru yang diluncurkan sejak kuartal terakhir, Lifebuoy dishwash dan body wash Glow dan Lovely terus menunjukkan pertumbuhan pangsa pasar.
Christine meyakini persaingan ketat Unilever dengan merek lokal dan lebih murah akan terus berlanjut. Oleh karena itu, UNVR diharapkan terus melanjutkan rencana perusahaan dalam investasi merek di semester kedua 2023.
Sementara itu, Analis Ciptadana Sekuritas Putu Chantika Putri melihat adanya pertumbuhan penjualan UNVR di semester kedua 2023 yang didorong oleh volume dan penyesuaian harga jual yang sederhana. Mengenai dampak gangguan e-commerce, Unilever mengharapkan efek minimal mulai dari kuartal ketiga 2023 dan seterusnya.
Baca Juga: Persaingan Harga Jual Gerus Kinerja Unilever (UNVR), Simak Rekomendasi Analis Berikut
“Dalam menyesuaikan harga, UNVR akan mempertimbangkan pergerakan harga komoditas dan tingkat daya saing,” jelas Putu kepada Kontan.co.id, Selasa (1/8).
Berdasarkan survei data Nielsen di semester pertama 2023, daya saing UNVR meningkat menjadi 31,3% pada indikator volume yang menunjukkan peningkatan penggunaan produk. Sementara pangsa pasar UNVR berdasarkan nilai sedikit menurun 37,5% karena penurunan harga.
Beberapa kategori menunjukkan peningkatan daya saing, khususnya di segmen nutrisi, perawatan pribadi, dan perawatan di rumah pada belakang pengembangan pasar yang kuat misalnya Pepsodent, Lifebuoy, dan Rexona.
Putu menyebutkan, Unilever telah berhasil memperkenalkan produk inovatif terkemuka ke pasar dengan berfokus pada prioritas strategis. Saat ini, lebih dari 65% portofolio produk UNVR terdiri dari produk-produk unggulan dibandginkan 58% pada tahun 2021.
Baca Juga: Unilever (UNVR) Turut Merasakan Dampak Penurunan Penjualan Ecommerce
Sebagai catatan positif, UNVR terus melaporkan peningkatan kinerja di tahun jalur modern trade (MT), khususnya di Alfamart dan Indomaret. Pertumbuhan perusahaan dalam 15 kategori produk telah mengungguli pasar secara keseluruhan.
Adapun ketiga analis kompak merekomendasikan Hold untuk saham UNVR. Rut Yesika menyarankan Hold dengan target harga sebesar Rp 4.500 per saham. Sementara, Putu dan Christine menyarankan Hold pada target harga masing-masing sebesar Rp 4.200 per saham dan Rp 4.100 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News