Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba bersih PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) merosot di semester pertama 2023. Tergerusnya bottom line emiten FMCG ini seiring ketatnya persaingan harga dengan pemain lainnya.
Analis Bahana Sekuritas Christine Natasya memaparkan, UNVR membukukan laba bersih sebesar Rp 2,8 triliun di paruh pertama tahun ini. Jumlah tersebut turun 19,6% YoY secara tahunan dibandingkan periode sama tahun lalu yang senilai Rp 3,42 triliun.
Penurunan laba bersih Unilever sejalan dengan turunnya pendapatan. Secara kumulatif pada semester I-2023, total pendapatan UNVR adalah sebesar Rp 20,3 triliun atau lebih rendah 5,5% yoy dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
Baca Juga: Unilever (UNVR) Turut Merasakan Dampak Penurunan Penjualan Ecommerce
Christine mencermati, lesunya top line UNVR tersebut karena dipengaruhi total penjualan domestik yang lebih rendah 8,3% yoy, akibat penurunan Pertumbuhan Harga Pokok (UPG) sebesar 3% dan turunnya Pertumbuhan Volume Dasar (UVG) sebesar 5,5% di semester I-2023.
Penurunan volume penjualan UNVR sangat dipengaruhi oleh penutupan platform e-commerce yakni Mitra Tokopedia dan JD ID. Kondisi saat ini juga tidak menguntungkan bagi UNVR karena adanya perubahan perilaku konsumen yang melakukan downsizing dan downgrading merek.
Pangsa pasar UNVR berdasarkan nilai juga menurun pada kuartal II-2023 menjadi 37,2% dibandingkan dengan 37,8% pada kuartal I-2023 dan 38,3% pada kuartal II-2022. Menurut Nielsen, pangsa pasar UNVR sedikit di bawah industri karena penurunan harga yang diterapkan perusahaan di kuartal kedua 2023 sekitar 3%qoq, pada beberapa kategori seperti pembersih kulit, pencuci piring, kain, dan rambut.
“Pendapatan UNVR sebagian besar disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata (ASP), serta penurunan volume penjualan ke e-commerce,” ungkap Christine dalam riset yang dibagikan, Selasa (25/7).
Kendati demikian, Christine memproyeksikan pertumbuhan volume UNVR hanya akan menurun sebesar 0,6% yoy. Meskipun, adanya dampak e-commerce dan terjadi perpindahan konsumen untuk melirik ke produk yang lebih murah (downtrading).
Margin kotor UNVR pada kuartal II-2023 mencapai 50,5% atau menjadi yang tertinggi dalam 8 kuartal terakhir. Sebagian besar margin yang lebih baik tersebut disebabkan penurunan harga komoditas, serta program optimalisasi biaya yang kuat di pabrik, distribusi, logistik, dan promosi.
Baca Juga: Pertahankan Dominasi Pasar, Kinerja Jangka Panjang Unilever (UNVR) Tetap Menjanjikan
Christine turut melihat, UNVR melanjutkan prioritas strategisnya dengan berfokus pada segmen premium dan segmen value. Kabar baiknya, kontribusi segmen premium UNVR telah meningkat menjadi lebih dari 27% dari total penjualan, dibandingkan dengan kontribusi tahun 2022 yang kurang dari 25%.
Beberapa inovasi produk baru yang diluncurkan UNVR pada kuartal kedua 2023 untuk segmen premium, seperti Vaseline Daily Sun yang menyegarkan dengan SPF 50 & Magnum matcha crumble ice cream, dinilai mendapatkan tanggapan yang sangat positif dari pasar. Sedangkan untuk segmen value, dua merek baru yang diluncurkan sejak kuartal terakhir, Lifebuoy dishwash dan body wash Glow dan Lovely terus menunjukkan pertumbuhan pangsa pasar.
Christine meyakini persaingan ketat Unilever dengan merek lokal dan lebih murah akan terus berlanjut. Oleh karena itu, UNVR diharapkan terus melanjutkan rencana perusahaan dalam investasi merek di semester kedua 2023. Dia merekomendasikan Hold untuk UNVR dengan target harga sebesar Rp 4.100 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News