Sumber: Reuters |
JAKARTA. UBS Investment Research memangkas target harga PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), dari Rp 815 menjadi Rp 740. Namun UBS tetap mempertahankan peringkat netral saham maskapai nasional Indonesia itu.
UBS menyatakan bahwa persaingan ketat di segmen menengah ke bawah telah memukul laba GIAA. Secara finansial, GIAA juga kemungkinan tak kuat untuk ekspansi dalam segmen full-service.
"Model pasokan/permintaan kami menunjukkan bahwa Indonesia akan menghadapi kenaikan kelebihan kapasitas di 2014. Kami memperkirakan mayoritas kapasitas baru berasal dari penerbangan bujet. Strategi merek ganda Garuda memungkinkannya bersaing dengan penerbangan bujet menggunakan merek Citilind dan mendominasi segmen premium dengan merek Garuda," ujar UBS dalam laporan risetnya, Senin (4/2).
Namun, UBS melihat kinerja Citilink masih terus mengecewakan. Load factor Citilink baru 70% pada Januari 2012-September 2012 akibat ketatnya persaingan di segmen menengah ke bawah.
"Kami pikir pembalikan arah Citilink bergantung pada penghematan ongkos dengan penyelesaian pembaruan pesawat di 2014 yang menjadi pendorongnya. Jika ini gagal, keuntungan Garuda bisa ditutup oleh kerugian Citilink," tulis riset itu.
Citilink, anak usaha Garuda yang melayani penerbangan bujet, telah memesan 25 pesawat Airbus A320neo. Airbus mengumumkan transaksi senilai US$ 2,4 miliar itu hari ini.
Pada perdagangan saham hingga sesi satu Senin, saham Garuda tak beranjak di Rp 660.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News