Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun tipis pada awal perdagangan hari ini. Tapi, harga minyak sudah bergerak di atas level US$ 40 per barel sejak kemarin.
Kamis (17/9) pukul 7.32 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 40,10 per barel, turun 0,15% dari harga penutupan perdagangan kemarin pada US$ 40,16 per barel. Kemarin, harga minyak melesat 4,91% ke US$ 40,16 per barel dari sebelumnya US$ 38,28 per barel.
Sedangkan harga minyak brent untuk pengiriman November 2020 di ICE Futures berada di US$ 42,17 per barel, turun tipis 0,12% dari sebelumnya US$ 42,22 per barel. Kemarin, harga minyak acuan internasional ini melesat 4,17% dalam sehari.
Harga minyak melesat lebih dari 4% pada perdagangan kemarin setelah adanya laporan penurunan stok minyak di Amerika Serikat (AS) ditambah dengan kedatangan badai Sally di wilayah produksi minyak AS. Energy Information Administration (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak AS turun 4,4 juta barel pada pekan lalu menjadi 496 juta barel.
Baca Juga: Keperkasaan minyak WTI hanya sementara, pandemi virus corona masih membayangi
Persediaan minyak mentah AS mencapai level terendah sejak April. Penurunan stok minyak tersebut juga jauh lebih besar daripada prediksi dalam polling Reuters yang memperkirakan peningkatan sebesar 1,3 juta barel.
"Kenaikan harga minyak terutama karena rilis EIA, anjloknya persediaan minyak dipicu oleh perubahan tak terduga aktivitas penyulingan minyak di Pantai Teluk Meksiko," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates kepada Reuters.
Badai Sally menyebabkan produksi minyak mentah terhenti. Menurut Departemen Dalam Negeri AS, badai ini menyebabkan produksi 500.000 barel per hari di Teluk Meksiko terhenti. Esok, para menteri minyak OPEC+ akan bertemu untuk menegaskan kesepakatan pemangkasan. Kemungkinan tidak ada keputusan baru yang bisa memengaruhi pergerakan harga minyak.
Baca Juga: Harga emas naik tipis, efek kebijakan akomodatif The Fed
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News