kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Keperkasaan minyak WTI hanya sementara, pandemi virus corona masih membayangi


Rabu, 16 September 2020 / 20:20 WIB
Keperkasaan minyak WTI hanya sementara, pandemi virus corona masih membayangi
ILUSTRASI. Harga minyak WTI naik 2%


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak acuan jenis West Texas Intermediate (WTI) perlahan berhasil memperbaiki posisinya, setelah sempat terpuruk sepekan terakhir. Mengutip Bloomberg, Rabu (16/9) pukul 19.30 WIB, harga minyak jenis WTI kontrak pengiriman Oktober 2020 naik 2,19% ke US$ 39,12 per barel.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, penguatan harga minyak berkat Badai Sally yang menerjang kawasan Pantai Teluk Meksiko Amerika Serikat (AS). Badai ini telah mengakibatkan penutupan sejumlah kilang minyak dan gas lepas pantai AS.

“Lebih dari 25% produksi minyak dan gas lepas pantai AS ditutup dan pelabuhan ekspor ditutup karena Badai Sally tidak jauh dari Pantai Teluk AS. Sentimen lain yang mendukung kenaikan minyak adalah laporan dari American Petroleum Institute (API) yang menunjukkan cadangan minyak AS turun 9,5 juta barel, melawan prediksi analis dengan kenaikan 1,3 juta barel untuk pekan lalu,” kata dia kepada Kontan.co.id, hari ini (16/9).

Alwi menilai, kenaikan harga minyak WTI ini cenderung bersifat sementara. Pasalnya minyak WTI masih dibayangi kekhawatiran permintaan. Senin lalu, International Energy Agency (IEA) memperkirakan, pertumbuhan permintaan minyak global turun 8,4 juta barel per hari (bph) menjadi 91,7 juta barel bph di tahun ini. Angka tersebut merupakan kontraksi yang lebih dalam dari perkiraan penurunan 8,1 juta.

Baca Juga: Harga minyak mentah menguat 2% setelah produksi minyak AS turun

Sementara untuk jangka pendek, data dari Energy Information Administration (EIA) mengenai cadangan minyak akan menjadi perhatian pasar. Data tersebut diperkirakan naik 2,1 juta barel. 

Namun, Alwi mengatakan jika melihat data API tadi pagi, kemungkinan hasilnya akan berlawanan, sehingga memungkinkan harga minyak WTI tetap akan menguat.

“Sentimen lainnya adalah perkembangan virus corona, karena ini berkaitan dengan outlook permintaan. Dalam sepekan ini, minyak WTI akan diperdagangkan pada rentang US$ 36,00 - US$ 41,40 per barel,” sambung Alwi.

Alwi memperkirakan harga minyak WTI di akhir tahun akan berada di kisaran US$ 38 per barel seiring dengan lemahnya outlook permintaan minyak dunia.

Selanjutnya: Cadangan minyak AS turun, harga minyak WTI langsung melonjak 2%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×