Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melanjutkan pelemahan yang terjadi kemarin. Harga minyak turun setelah adanya laporan bahwa lalu lintas Terusan Suez mulai dibuka.
Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pun menjadi pemberat harga komoditas secara umum. Penguatan dolar menyebabkan harga minyak dalam dolar lebih mahal untuk mata uang lain.
Rabu (31/3) pukul 7.30 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak Mei 2021 di pasar Nymex berada di US$ 60,50 per barel, turun tipis 0,08% dari harga penutupan perdagangan kemarin.
Sedangkan harga minyak brent kontrak Mei 2021 di ICE Futures berada di US$ 64,14 per barel. Harga minyak acuan internasional ini sama dengan harga penutupan perdagangan kemarin.
Baca Juga: Rupiah berpotensi kembali melemah pada Rabu (31/3), terseret sentimen global
Dalam dua hari, harga minyak brent turun 1,29%. Sedangkan harga minyak WTI turun 1,72%.
Meski melemah di perdagangan terakhir kuartal pertama 2021, harga minyak WTI tercatat melonjak 24,25% dalam tiga bulan sejak akhir 2020. Sedangkan kenaikan harga minyak brent pada kuartal pertama ini mencapai 23,87%.
Investor mengalihkan fokus ke pertemuan menteri OPEC+ pada hari Kamis (1/4). Analis memperkirakan kelompok tersebut akan memperpanjang pembatasan pasokan karena prospek permintaan yang redup.
Kapal-kapal bergerak melalui Terusan Suez lagi sehari setelah kapal tunda mengapungkan kembali Ever Given yang telah memblokir jalur tersebut selama hampir seminggu. Otoritas setempat menyebut, penumpukan 422 kapal bisa dibersihkan dalam 3,5 hari.
"Kenaikan harga yang terakumulasi selama blokade Suez, seperti yang diharapkan, berumur pendek dan sekarang terhapus dengan kembali ke lalu lintas normal secara bertahap," kata Louise Dickson, analis pasar minyak Rystad Energy kepada Reuters.
Baca Juga: Harga CPO turun, ini penyebabnya
Arab Saudi siap menerima perpanjangan pemotongan produksi hingga Juni dan memperpanjang pemangkasan sukarela di tengah gelombang terbaru penguncian virus corona.
"Fluktuasi yang kita lihat pada harga berarti bahwa OPEC+ kemungkinan akan perlu mengambil pendekatan hati-hati sekali lagi," kata bank ING. "Kami berpandangan bahwa grup kemungkinan akan menahan tingkat output tidak berubah," imbuh ING.
JPMorgan yakin OPEC+ sebagian besar akan melanjutkan tingkat produksi yang sama hingga Mei. Bank ini juga memperkirakan bahwa Arab Saudi akan memperpanjang pemotongan sukarela dua bulan lagi hingga akhir Juni.
"Kami memperkirakan OPEC+ mulai menambah produksi dalam kenaikan 500.000 barel per hari (bpd) mulai Juni dan berlangsung hingga Agustus," ungkap JPMorgan dalam riset.
Baca Juga: Wall Street melemah, investor merotasi portofolio jelang akhir kuartal
Rystad Energy meramalkan, lockdown baru dan masalah dengan vaksinasi dapat menghambat pemulihan hingga 1 juta bpd permintaan minyak pada tahun 2021.
Salah satu tantangan dalam membatasi pasokan global adalah ekspor di bawah radar oleh anggota OPEC Iran ke China yang mengabaikan sanksi AS dan PBB. Ekspor ini bisa mencapai 1 juta barel per hari.
Baca Juga: Harga emas anjlok ke US$1.685 per ons troi, turun lebih dari 11% sejak awal tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News