kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas anjlok ke US$1.685 per ons troi, turun lebih dari 11% sejak awal tahun


Rabu, 31 Maret 2021 / 07:02 WIB
Harga emas anjlok ke US$1.685 per ons troi, turun lebih dari 11% sejak awal tahun


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas sulit bangkit setelah tumbang ke bawah level US$ 1.700 pada perdagangan kemarin. Di hari terakhir kuartal pertama 2020, harga emas cenderung melemah.

Rabu (31/3), harga emas spot berada di US$ 1.685,33 per ons troi. Harga emas ini naik tipis dari harga penutupan perdagangan kemarin pada US$ 1.685,20 per ons troi. Dalam tiga hari, harga emas spot mengakumulasi penurunan 2,72% sejak akhir pekan lalu.

Pergerakan serupa tampak pada harga emas kontrak Juni 2021 di pasar Comex yang berada di US$ 1.684,90 per ons troi. Harga emas berjangka ini mengakumulasi penurunan 2,88% dalam tiga hari perdagangan.

Harga emas ini mendekati level terendah kuartal pertama yang berada di US$ 1.683 per ons troi. Secara kuartalan, harga emas spot menuju penurunan 11,22% pada tiga bulan pertama 2020 ini. Asal tahu, harga emas spot akhir 2020 masih berada di US$ 1.898,36 per ons troi.

Baca Juga: Kilau masih memudar, harga emas turun lagi ke US$ 1.708 per ons troi di pasar spot

Pelemahan harga emas yang terjadi tiga hari terakhir disebabkan oleh penguatan nilai tukar dolar dan kenaikan yield surat utang Amerika Serikat (AS) US Treasury. Kedua instrumen tersebut naik karena harapan pemulihan ekonomi yang lebih cepat. 

Pemulihan ekonomi menyebabkan permintaan safe-haven emas berkurang. Indeks dolar melonjak ke level tertinggi lebih dari empat bulan, membuat emas dalam mata uang dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. 

Yield US Treasury tenor 10-tahun sempat menguat ke level tertinggi dalam 14 bulan sebelum turun tipis. Kemarin, yield US Treasury 10 tahun berada di 1,706% yang masih termasuk di kisaran tinggi.

Kenaikan yield ini didukung oleh harapan pertumbuhan dan inflasi yang lebih kuat menjelang rencana anggaran infrastruktur jutaan dolar Presiden AS Joe Biden yang akan diumumkan hari ini. "Penggerak jangka pendek tampaknya menjadi sangat bearish untuk emas," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA. 

Meski melihat tekanan dalam jangka pendek, Moya memperkirakan kekhawatiran inflasi akibat stimulus jumbo masih bisa memicu hiruk-pikuk pembelian emas.

Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 10.000 menjadi Rp 911.000 per gram pada Selasa (30/3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×