Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatatkan produksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 2,1 juta ton di tahun 2024. Angka tersebut turun 7% secara tahunan alias year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanya 2,2 juta ton.
Penurunan produksi TBS tahun lalu itu juga ditambah dengan berkurangnya TBS yang dibeli dari pihak eksternal sebesar 23% yoy. Hal itu pun menyebabkan jumlah TBS yang diproses berkurang sebesar 12%.
Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo mengatakan, tahun 2024 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perseroan.
“Fenomena El Niño sejak Juni 2023 hingga April 2024 berdampak pada produktivitas perkebunan kelapa sawit, menyebabkan penurunan produksi CPO,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (28/2).
Namun, tingkat rendemen atau Oil Extraction Rate alias OER meningkat 3% menjadi 23,9% pada tahun lalu. Maka, penurunan produksi crude palm oil (CPO) menjadi 9% yoy pada level 602 ribu ton, dengan Free Fatty Acid (FFA) yang semakin rendah di 2,86%.
Baca Juga: Kinerja Dharma Satya Nusantara (DSNG) Diproyeksi Positif, Begini Rekomendasi Sahamnya
“Ini menjadikan CPO DSNG produk yang premium,” paparnya.
Meskipun produksi mengalami penuruan, DSNG berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun lalu.
DSNG mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar Rp 1,1 triliun pada tahun 2024, meningkat sebesar 35,6% yoy. Peningkatan laba ini didorong oleh pertumbuhan penjualan DSNG sebesar 6,5% yoy menjadi Rp 10,1 triliun.
Selain itu, DSNG juga mencatatkan efisiensi biaya operasional, terutama dari penurunan harga pupuk di segmen kelapa sawit.
Andrianto menjelaskan, peningkatan penjualan di 2024 didorong oleh kenaikan harga rata-rata penjualan (average selling price/ASP) Crude Palm Oil (CPO).
“Hal ini terjadi akibat turunnya produksi global serta meningkatnya permintaan domestik, termasuk dari program biodiesel B-35,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (28/2).
Segmen bisnis kelapa sawit masih menjadi penyumbang utama pendapatan DSNG dengan kontribusi sebesar 87% dari total pendapatan.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara Prediksi Produksi TBS dan CPO Tahun 2024 Anjlok, Ini Pemicunya
Kinerja Segmen produk kayu di tahun 2024 masih tertekan sejalan, sebab masih lesunya pasar properti global akibat suku bunga yang masih tinggi serta perlemahan ekonomi di negara-negara maju.
Volume penjualan panel meningkat 17% menjadi 116 ribu m³, meskipun harga rata-rata penjualan turun 7% menjadi Rp 5,7 juta per m³. Sementara itu, volume penjualan produk engineered flooring turun 15% menjadi 738 ribu m², namun harga rata-rata naik 13% menjadi Rp519 ribu per m².
Meskipun mencatatkan peningkatan penjualan 7% yoy menjadi Rp 1,15 triliun, segmen panelterpaksa membukukan kerugian sebesar Rp 16 milyar pada tahun 2024.
“Ini merupakan kerugian pertama selama hampir satu dekade terakhir ini,” paparnya.
Sedangkan, bisnis Energi Terbarukan (Renewable Energy/RE), DSNG mencatatkan penjualan sebesar Rp182,8 miliar dari penjualan cangkang sawit (palm kernel shells/PKS). Volume penjualan dan harga rata-rata penjualan masing-masing meningkat 135% dan 8% secara yoy.
Perseroan juga mencatatkan peningkatan total aset sebesar 7,6% yoy menjadi Rp17,4 triliun dari Rp16,2 triliun pada tahun 2023. Hal ini berasal dari tambahan investasi strategis senilai Rp 1,3 Triliun pada entitas asosiasi, yaitu REA Kaltim.
Di sisi lain, liabilitas meningkat 3,1% yoy menjadi Rp7,5 triliun. Sementara, ekuitas naik 11,3% yoy menjadi Rp9,8 triliun.
“Ini mencerminkan pertumbuhan aset yang didukung oleh posisi keuangan perseroan yang sehat,” paparnya.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Catatkan Laba Rp1,1 Triliun di 2024, Tumbuh 35,6% YoY
Selanjutnya: SPBU Shell Diserbu! Masyarakat Tinggalkan Pertamina Gara-gara BBM Oplosan?
Menarik Dibaca: Pendidikan Akademik dan Spiritual yang Berusaha Diterapkan Madina Islamic
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News