kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Turki-Rusia turut menekan euro


Rabu, 25 November 2015 / 19:43 WIB
Turki-Rusia turut menekan euro


Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Tingginya tekanan sentimen negatif dari Eropa menenggelamkan euro.

Koreksi yang sempat terjadi pada USD di perdagangan pagi hari ini gagal dimanfaatkan EUR untuk ungguli USD.

Mengutip Bloomberg, Rabu (25/11) pukul 19.05 WIB pasangan EUR/USD merunduk 0,49% ke level 1,0591 dibanding hari sebelumnya.

Yulia Safrina, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjabarkan kalau dari sisi euro sendiri tekanan memang besar dari beragam langkah yang direncanakan oleh European Central Bank (ECB).

Beberapa berita terbaru antara lain indikasi ECB mengenakan biaya bagi perbankan yang menyimpan banyak cash sebelum pertemuan ECB pada 4 Desember 2015 mendatang.

“Kalau itu diberlakukan, maka bank-bank Eropa akan memilih untuk mengucurkan euro terutama ke pasar uang dan bursa,” jelas Yulia.

Jika hal itu terjadi maka banjir likuiditas euro tidak terelakkan. Efeknya, nilai tukar EUR akan ambruk.

Rencana lain dari ECB adalah memperpanjang stimulus pada pertemuan moneter nantinya.

“Bahkan beberapa waktu lalu Mario Draghi (Gubernur ECB) mengisyaratkan pemangkasan suku bunga,” kata Yulia.

Sinyal negatif dari EUR berbanding terbalik dengan USD yang sedang di atas angin.

Meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Turki membuat USD terangkat, imbas perannya sebagai safe haven.

Selain memang data revisi GDP AS kuartal tiga 2015 dirilis positif naik dari 1,5% ke level 2,1%.

Walaupun memang pelemahan pasangan ini tidak terlampau dalam menyusul beberapa data ekonomi AS lainnya cenderung negatif.

"Hanya saja memang dari sisi euro tidak ada topangan sentimen positif," tambah Yulia.

Beberapa data itu antara lain CB Consumer Confidence November 2015 yang turun signifikan dari 99,1 ke level 90,4. serta data Richmond Manufacturing Index bulan yang sama turun ke level minus 3 dari sebelumnya minus 1.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×