Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menuntaskan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu alias private placement dengan total Rp 2,3 triliun.
Dalam aksi korporasi ini, GOTO telah menerbitkan 17,04 miliar saham baru seri A. Dus, total saham ditempatkan dan disetor penuh setelah private placement mencapai 1,2 triliun.
Seperti diketahui, saham baru itu akan dicaplok oleh Bhinneka Holdings (22) Limited seharga Rp 90. Perusahaan cangkang ini menggelontorkan Rp 1,53 triliun atau setara US$ 100 juta.
Pada saat yang bersamaan, Bhinneka Holdings juga akan mengambil surat utang luar negeri oleh GoTo International Finance (22) Limited sebesar US$ 50 juta atau Rp 2,3 triliun.
Baca Juga: Pefindo Tegaskan Peringkat idBBB+ untuk J Resources Asia (PSAB), Outlook Stabil
Untuk mengambil seluruh saham private placement dan obligasi Grup GoTo, Bhinneka Holdings menerbitkan obligasi bersifat ekuitas senilai US$ 150 juta. Obligasi bersifat ekuitas tersebut diambil oleh International Finance Corporation (IFC) dan WAF Investments Cayman LLC yang merupakan entitas Franke & Company.
Adapun IFC akan mengambil bagian sebesar US$ 125 juta dari obligasi bersifat ekuitas alias equity-linked bond itu. Sementara Franke & Company sebesar US$ 25 juta. Obligasi bersifat ekuitas tersebut memiliki tingkat kupon sebesar 5% per tahun yang dibayarkan dua kali dalam satu tahun dan akan jatuh tempo pada bulan Oktober 2028.
Nah, obligasi bersifat ekuitas yang diterbitkan oleh Bhinneka Holdings nantinya dapat ditukarkan IFC dan Franke & Company dengan saham Seri A dengan harga Rp 135 per saham.
Direktur Grup GoTo Pablo May menjelaskan dana US$ 150 juta itu akan digunakan oleh GOTO untuk pelunasan konversi atas utang di masa datang.
"Selain itu dana dari private placement ini juga akan digunakan untuk mendukung modal kerja perseroan dan entitas usaha," katanya, Rabu (11/10).
Sekitar 25% atau Rp 575,29 miliar akan dipakai untuk GOTO. Lalu, PT Tokopedia, PT Swift Logistic Solutions, PT Multifinance Anak Bangsa dan PT GoTo Solusi Niaga masing-masing memperoleh 15% atau sekitar Rp 345,17 miliar.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan memang GOTO membutuhkan pendanaan baru untuk bersaing dengan Shopee dan Grab.
Baca Juga: Telkom (TLKM) Akan Luncurkan Sistem Kabel Bawah Patara-2
"Kedua kompetitor GOTO memiliki pendanaan yang lebih kuat karena beroperasi di regional playing field. Ditambah keduanya mulai gencar bakar uang lagi," jelas Budi.
Menurutnya convertible bond merupakan cara yang memungkinkan ditempuh GOTO agar prosesnya tidak lama, dibandingkan rights issue maupun pencarian dana dari perbankan.
Jika dicermati, harga saham GOTO terus mengalami tekanan. Hingga akhir perdagangan Rabu (11/10), GOTO koreksi 3,66% ke level Rp 79 per saham. Meski harga sahamnya tergolong kecil alias minim, tapi Budi menyarankan investor untuk mencari saham lainnya dengan risiko yang lebih kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News