Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi global cenderung bergerak mendatar alias sideways pada Senin (13/11) malam. Hal ini yang mengindikasikan sikap wait-and-see menjelang rilis data inflasi consumer price index (CPI) Amerika Serikat (AS).
Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan, konsensus memperkirakan inflasi CPI AS turun signifikan pada bulan Oktober menjadi 3,3% year on year (YoY), dari September 2023 yang sebesar 3,7% YoY. Akan tetapi, inflasi inti CPI AS diperkirakan masih akan bertahan di level 4,1% YoY dengan laju inflasi inti bulanan 0,3% MoM.
Gejolak pasar mungkin saja kembali terjadi bila laju inflasi inti bulanan meningkat melebihi konsensus menjadi 0,4% MoM atau lebih tinggi lagi. "Hal ini mungkin saja terjadi mengingat kuatnya tekanan inflasi supercore dari sektor jasa di bulan sebelumnya," ucap Lionel dalam risetnya, Selasa (14/11).
Baca Juga: Rupiah Melemah, Tingkat Inflasi 2024 Akan Lebih Tinggi
Apabila skenario ini terjadi, maka yield seluruh tenor obligasi pemerintah Indonesia (INDOGB) berpotensi bergerak naik dengan target yield tenor 10 tahun di 6,9%-7,1%. Ia memperkirakan yield INDOGB tenor 10 tahun akan bergerak mendatar dalam rentang 6,85%-6,95% hari ini.
Sejalan dengan itu, rupiah diperkirakan bergerak sideways dalam rentang Rp 15.600-Rp 15.700 per dolar AS. Pasalnya, indeks dolar AS melemah 0,2% menjadi 105,6 tadi malam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News