Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pergerakan Bitcoin (BTC) dan altcoin terpantau berada di zona merah, pada Selasa (14/11) hari ini. Investor ramai melakukan aksi profit taking jelang pengumuman data inflasi Amerika Serikat (AS) nanti malam.
Berdasarkan data Coinmarketcap pagi ini pukul 08.00 WIB, Bitcoin diperdagangkan pada level harga US$36.260. Bitcoin masih mencatat kenaikan lebih dari 3,79% selama seminggu terakhir, namun turun sebesar 2,30% dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, kapitalisasi pasarnya naik menjadi US$709, sedikit melampaui kapitalisasi pasar Tesla saat ini di angka US$700 miliar.
Minggu ini terdapat berbagai data ekonomi AS, termasuk Consumer Price Index (CPI), penjualan ritel, dan Producer Price Index (PPI). CPI bulan Oktober menurut konsensus diprediksi turun menjadi 3,3% yoy turun dari 3,7% yoy di bulan September. Namun, CPI inti bulan Oktober (tidak termasuk makanan dan energi) diperkirakan tidak akan berubah dari bulan September sebesar 4,1% YoY.
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mencermati, pekan ini nampaknya investor melakukan aksi profit taking dan risk off sementara sembari menunggu rilis data ekonomi Amerika Serikat. Hasil serangkaian data ekonomi juga dapat mempengaruhi sentimen investor dan dinamika pasar yang sering mempengaruhi strategi investasi di berbagai jenis aset digital.
Baca Juga: Tokocrypto Luncurkan Fitur Baru Instant Trade & IDR Pair
“Selain data ekonomi, komunitas kripto juga menantikan bagaimana keputusan atau tanggapan SEC terhadap ETF Bitcoin spot melihat pekan ini,” kata Panji dalam siaran pers, Selasa (14/11).
Peristiwa penting sepekan terakhir yang menjadi sorotan adalah pendaftaran BlackRock atas Ethereum iShares Trust di Delaware. BlackRock telah mengonfirmasi rencananya untuk meluncurkan exchange-traded fund (ETF) Ethereum melalui pengajuan formulir 19b-4 kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) pada Kamis (9/11).
Hal tersebut menunjukkan minat institusional terhadap kripto belum selesai di tengah aksi manajer investasi ternama yang telah mengajukan ETF Bitcoin spot dalam 6 bulan terakhir.
Panji melanjutkan, berita ETF Blackrock telah memicu pergerakan pasar kripto Kamis (9/11). Bitcoin melonjak mendekati harga US$38,000 untuk pertama kalinya dalam 18 bulan terakhir, sementara Ethereum melampaui US$2,100 dimana terakhir dicapai pada April lalu.
Baca Juga: 3 Aset yang Direkomendasikan Robert Kiyosaki Saat Perang Meletus
Sebagian besar altcoin juga melonjak pesat dalam sepekan terakhir dampak dari kabar tersebut, seperti Solana (SOL), Avalanche (AVAX) dan Polygon (MATIC) kompak melesat lebih dari 20% dalam sepekan terakhir.
Perkembangan kripto di Asia juga terus berlanjut diantaranya Hong Kong menunjukkan aktivitas yang signifikan. Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong mengeluarkan panduan untuk perdagangan produk investasi dengan tokenisasi, yang menunjukkan sikap hati-hati dan progresif dalam mengintegrasikan kripto ke dalam kerangka keuangan.
SEBA Bank di Hong Kong mendapatkan lisensi untuk layanan kripto. Sementara UBS Group mengizinkan klien Hong Kong memperdagangkan ETF kripto berjangka (futures). Ini mencerminkan peningkatan adopsi kripto di wilayah tersebut.
Baca Juga: Ini Kata CEO Indodax dan Triv Soal Prospek Aset Kripto
Panji mengatakan, setelah melihat lonjakan harga Bitcoin yang hampir mencapai US$38.000 pekan lalu, saat ini BTC berpotensi bergerak di area support sekitar US$35.000 - US$36.000. Jika mampu bertahan di kisaran tersebut, BTC berpeluang kembali naik ke kisaran US$38.000, dengan target selanjutnya di US$40.000. Di sisi lain, jika terjadi breakdown di bawah US$35.000, penurunan BTC berpotensi menuju US$33.500.
Sementara itu, Panji mengamati, Ethereum (ETH) memiliki peluang untuk melanjutkan reli ke level harga US$2.200 - US$2.500 jika tetap di atas level psikologis support di US$2.000. Dalam sepekan terakhir, mayoritas altcoin mencapai harga tertinggi tahun ini, sehingga pergerakan altcoin selanjutnya bergantung pada perubahan tren Bitcoin.
“Trader diharapkan bersiap dengan stoploss untuk mengurangi risiko kerugian jika terjadi penurunan Bitcoin,” tutup Panji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News