Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) telah mengumumkan laporan keuangan pada kuartal I 2025. Pendapatannya tumbuh 2,1% secara tahunan.
Melalui keterangan tertulisnya, perseroan mengungkapkan kenaikan pendapatan dari sebesar Rp 2,06 triliun pada kuartal I 2024 menjadi Rp 2,10 triliun pada kuartal I-2025. Hal ini terjadi seiring dengan kenaikan harga jual rata-rata logam timah.
Disaat yang sama, beban pokok pendapatan TINS berkurang 2,6% yoy dari Rp 1,76 triliun pada kuartal I-2024 menjadi Rp 1,72 triliun pada kuartal I-2025.
Kemudian laba usaha pun naik dari Rp 93 miliar pada kuartal I 2024 menjadi Rp 148 miliar pada kuartal I-2025 dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp 384 miliar atau lebih tinggi 14% yoy dari kuartal I-2024 sebesar Rp 335 miliar.
Dengan peningkatan kinerja tersebut, TINS membukukan laba bersih pada kuartal I-2025 sebesar Rp 116,86 miliar atau 120% dari target yang sudah ditentukan perusahaan yaitu Rp 97,46 miliar.
Baca Juga: PT Timah (TINS) Punya Dirut dan Komut Baru, Semuanya Purnawirawan TNI
Nilai aset TINS pada kuartal I-2025 turun 2% menjadi Rp 12,49 triliun, dibandingkan Rp 12,80 triliun pada akhir tahun 2024. Posisi liabilitas TINS berada di level Rp 4,85 triliun pada kuartal I-2025, turun 9% dibandingkan posisi akhir tahun 2024 sebesar Rp 5,35 triliun karena adanya pelunasan pinjaman bank jangka pendek dan pembelian kembali seluruh medium term notes.
Posisi ekuitas TINS berada di level Rp 7,64 triliun pada kuartal I-2025, atau mengalami kenaikan 3% dibandingkan posisi akhir tahun 2024 sebesar Rp 7,45 triliun, seiring dengan dibukukannya laba pada kuartal I-2025.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Timah Fina Eliani menyampaikan, TINS terus berupaya dalam meningkatkan kinerja keuangan melalui optimalisasi dan efisiensi berkelanjutan di seluruh lini bisnis.
“Hal ini termasuk efisiensi biaya bunga dengan menurunkan Interest Bearing Debt dan optimalisasi pengelolaan arus kas perusahaan, sehingga perusahaan mampu melampaui target laba rugi yang sudah ditentukan,“ ujar dia dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/4).
TINS memperkirakan harga rata-rata logam timah pada tahun 2025 lebih tinggi dibandingkan harga logam timah tahun 2024. Ini terjadi karena peningkatan penggunaan peralatan elektronik, semikonduktor, chips serta digitalisasi melalui Artificial Intelligence.
Baca Juga: Kembangkan Logam Tanah Jarang (LTJ), Simak Rekomendasi Saham PT Timah (TINS)
Sepanjang tahun ini, manajemen menargetkan untuk bisa memproduksi bijih timah sebesar 21.500 ton Sn, produksi logam timah sebesar 21.545 metrik ton, dan penjualan logam timah sebesar 19.065 metrik ton.
Sejauh ini, sampai dengan kuartal I-2025, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 3.215 ton Sn atau turun 40% yoy dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 5.360 ton Sn.
Hasil ini disebabkan oleh beberapa faktor penurunan produksi bijih timah. Di antaranya adalah belum optimalnya aktivitas penambangan baik di darat maupun di laut, terdampak cuaca angin utara, kondisi cadangan spotted, dan masih terjadinya aktivitas penambangan ilegal.
Produksi logam timah TINS pun turun 31% yoy menjadi 3.095 metrik ton Sn pada kuartal I-2025, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 4.475 metrik ton Sn. Bersamaan dengan itu, penjualan logam timah TINS turun 118% yoy menjadi 2.874 metrik ton dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 3.524 ton.
Pada kuartal I-2025, TINS mencatatkan penjualan logam timah domestik sebesar 9% dan ekspor logam timah sebesar 91% dengan 6 besar negara tujuan ekspor meliputi Korea Selatan 19%; Jepang 19%; Singapura 14%; Belanda 11%; India 2%; dan China 1%.
Selanjutnya: Houthi yang Didukung Iran Luncurkan Dua Rudal ke Arah Israel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News