Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Senada, Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana memandang bahwa sentimen dalam negeri lebih memberikan pengaruh bagi IPO. Sejauh ini, fundamental ekonomi Indonesia masih mendukung pencarian dana di pasar modal.
Wawan mengingatkan, tujuan IPO tak lepas dari dua hal yakni untuk pembayaran utang dan melakukan ekspansi. Emiten yang dominan membelanjakan dana untuk ekspansi akan menarik untuk dilirik.
"Karena sedang recovery ekonomi, aktivitas masyarakat kembali dibuka, banyak bisnis yang di masa pandemi kinerjanya kurang menarik kini bisa menarik lagi," ujar Wawan.
Meski begitu, pelaku pasar juga mesti fokus pada dua penilaian penting. Yakni kondisi fundamental masing-masing emiten, yang diharapkan sudah bisa menghasilkan profit dan mengalami pertumbuhan kinerja dalam tiga tahun terakhir. Kemudian, prospek bisnis emiten dan sektor usahanya.
"Untuk prospek bisnis, sektor terkait consumers goods, komoditas, dan keuangan dipandang akan cerah pada tahun ini maupun tahun depan," sebut Wawan.
Baca Juga: Proses IPO Hillcon (HILL) Dibayangi Kasus PKPU Anak Usaha
Sementara itu, Nico menjagokan sektor consumer non-cyclical, infrastruktur, komoditas dan energi, serta healthcare. Sedangkan untuk emiten yang bakal IPO di sektor teknologi, Nico menyarankan investor untuk mencermati ekosistem bisnis yang dimiliki dan akan dikembangkan oleh perusahaan.
Dalam menadah saham-saham IPO, Nico mengingatkan untuk tetap disiplin terhadap tujuan investasi dan manajemen risikonya. "Selama sektor yang melantai sedang in line dengan situasi yang terjadi, ditambah dengan fundamental perusahaan yang baik, tentu akan menarik perhatian pasar," imbuh Nico.
Raditya menambahkan, IPO pada semester kedua nanti masih menarik baik dari sisi calon emiten maupun investor. Namun, jika dibandingkan dengan emiten-emiten yang sudah listing dan memiliki rekam jejak kinerja yang sudah terlihat, maka sahamnya lebih menarik untuk dilirik.
Apabila pelaku pasar tetap ingin masuk ke saham IPO, ada catatan yang perlu diperhatikan. "Kami mengingatkan untuk tetap menjaga money management dan jangan tergiur mencari "multi bagger" pada saham-saham IPO. Kalau sudah profit, kami sarankan segera take prodit," pungkas Raditya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News