Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
Tidak jauh berbeda, Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono juga memprediksi pergerakan harga minyak di sisa tahun bakal berada di rentang US$ 50 per barel hingga US$ 60 per barel. Dengan ramalan di akhir tahun, harga akan ditutup di kisaran US$ 55 per barel.
Baca Juga: Harga minyak tertekan meski stok AS diprediksi turun
Menurutnya, hingga saat ini harga minyak masih dihantui sentimen ancaman kondisi ekonomi global, perang dagang dan isu tarik ulur pemangkasan produksi OPEC.
"Walau ancaman pelambatan ekonomi dan isu perang dagang masih potensial. Namun, harga minyak bisa lebih baik tahun depan dan terbuka untuk menguji level penguatan di atas US$ 60 per barel," ujar Wahyu.
Wahyu masih optimistis bahwa produksi minyak masih bisa bullish di tengah pelambatan ekonomi. Begitu juga dengan aktifitas impor yang diprediksi meningkat seiring rencana pemangkasan produksi oleh OPEC.
Selain itu, proses penyulingan juga diyakini akan bullish dengan margin perusahaan yang kuat. Selain itu, aktifitas ekspor juga masih akan bertumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang berlanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News