kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Trisula Textile akan genjot penjualan ekspor


Rabu, 04 Oktober 2017 / 07:20 WIB
Trisula Textile akan genjot penjualan ekspor


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trisula Textile Industries Tbk resmi mulai menjajakan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin. Perusahaan ini memakai kode saham BELL. Perusahaan garmen ini menjadi emiten ke-23 yang melakukan initial public offering (IPO) di tahun ini.

BELL melepas saham perdana sebanyak 300 juta saham atau sekitar 20,69% dari modal disetor. Harga penawaran IPO dipatok sebesar Rp 150 per saham. Dari aksi korporasi ini, BELL sukses mengantongi dana segar sesuai target, yakni sebanyak Rp 45 miliar.

Perusahaan ini akan menggunakan 71% dana IPO untuk membeli mesin penunjang produksi. Sebagian besar mesin tersebut merupakan mesin weaving. Sedangkan 29% sisanya akan digunakan untuk modal kerja.

Karsongno Wongso Djaja, Direktur Utama BELL, mengatakan, pihaknya ingin meningkatkan kontribusi penjualan ekspor. Saat ini, penjualan ekspor baru berkontribusi 8% terhadap kinerja keuangan perusahaan. Usai penambahan mesin, BELL berharap kontribusi penjualan ekspor bisa naik hingga 20%-30%.

Saat ini, BELL telah memasarkan produknya ke Amerika, Jepang, Brasil, Australia dan Timur Tengah. Usai IPO, perusahaan ini akan mencari target pasar baru.

Direktur Keuangan dan Administrasi BELL Nurwulan Kusumawati mengatakan, saat ini produk seragam (uniform) masih mendominasi penjualan lokal. Dalam jangka panjang, BELL akan mencoba menawarkan produk seragam untuk klien luar negeri. "Pasar uniform cukup stabil dan prospeknya bagus," ujar dia di Jakarta, Selasa (3/10).

Tahun ini, BELL akan membeli 12 mesin baru. Lalu, pada tahun depan, perusahaan ini akan kembali menambah mesin baru dengan jumlah yang sama. Kebutuhan investasi untuk satu mesin weaving sekitar 500.000 atau setara Rp 7,94 miliar.

Jadi, BELL butuh dana sekitar Rp 191 miliar. Padahal, dari total perolehan IPO, anggaran untuk penyediaan mesin hanya Rp 31,95 miliar. Karena itulah, BELL akan mencari alternatif pendanaan baru dari perbankan usai IPO.

Pada penawaran umum perdana ini, saham BELL mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 1,62 kali. Pada penutupan perdagangan kemarin, saham BELL berhasil ditutup naik 19,33% menjadi Rp 179 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×