kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.431.000   15.000   0,62%
  • USD/IDR 16.693   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.620   -80,44   -0,92%
  • KOMPAS100 1.182   -10,18   -0,85%
  • LQ45 847   -9,87   -1,15%
  • ISSI 310   -3,01   -0,96%
  • IDX30 434   -7,32   -1,66%
  • IDXHIDIV20 502   -8,12   -1,59%
  • IDX80 132   -1,25   -0,94%
  • IDXV30 137   -3,01   -2,15%
  • IDXQ30 138   -2,16   -1,54%

Saham Anak Usaha Pertamina Ini Di Level Terendah Semester II 2025, Pilih Beli / Jual?


Jumat, 12 Desember 2025 / 05:41 WIB
Saham Anak Usaha Pertamina Ini Di Level Terendah Semester II 2025, Pilih Beli / Jual?
ILUSTRASI. Saham Anak Usaha Pertamina Ini Di Level Terendah Semester II 2025, Pilih Beli / Jual?


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Harga saham anak usaha Pertamina yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini terus melemah sejak memasuki kuartal II 2025 akibat penurunan laba. Meski laba menyusut, analis melihat ada prospek cerah sehingga saham anak usaha Pertamina tersebut layak untuk mulai dikoleksi.

Anak usaha Pertamina yang mengalami penurunan harga saham tersebut adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). Pada akhir perdagangan Kamis 11 Desember 2025, harga saham PGEO terhenti di level 1.160 turun 10 poin atau 0,85% dibandingkan sehari sebelumnya. 

Selama enam bulan terakhir, harga saham PGEO terakumulasi melemah 335 poin atau 22,41%. Walhasil, harga saham PGEO ini merupakan yang terendah sepanjang semester 2 2025.

Penurunan harga PGEO ini seriring tekanan laba hingga kuartal III-2025 akibat beban akuntansi. Namun, prospek ke depan tetap positif berkat ekspansi proyek, kontrak jangka panjang PLN, hingga rencana pembiayaan hijau.

Baca Juga: Wall Street Mixed, S&P 500 Catat Rekor, Nasdaq Turun Terseret Pelemahan Saham Oracle

PGEO mencatatkan kinerja tertekan sepanjang kuartal III-2025. Meski pendapatan tumbuh 4,20% year-on-year (YoY) menjadi US$ 318,86 juta, laba bersih justru turun 22,18% YoY menjadi US$ 104,26 juta.

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand, menjelaskan bahwa penurunan laba PGEO terutama dipicu oleh faktor non-kas. Beban keuangan meningkat akibat reklasifikasi sementara IDC proyek Hululais, serta terealisasinya beban bunga Lumut Balai Unit 2 setelah COD penuh pada Juni 2025. Selain itu, depresiasi naik seiring ekspansi aset.

Meski demikian, operasional PGEO dinilai tetap kuat, tercermin dari EBITDA yang solid.

Analis Maybank Sekuritas, Etta Rusdiana Putra dan Hasan Barakwan, juga menyoroti faktor lain yang menekan laba, seperti kenaikan biaya program opsi saham manajemen (MESOP), tambahan depresiasi unit PLTP Lumut Balai, serta rugi selisih kurs.

Tonton: SpaceX Milik Elon Musk Mau IPO, Incar Dana 25 Miliar Dollar AS

Prospek PGEO Tetap Menarik

Ke depan, prospek PGEO dinilai positif berkat tingginya hambatan masuk industri panas bumi (perizinan panjang dan kebutuhan belanja modal besar), kontrak jangka panjang dengan PLN, serta struktur pendapatan yang stabil.

Namun, sejumlah risiko tetap perlu dicermati, antara lain:
- Tingginya ketergantungan terhadap PLN  
- Potensi keterlambatan proyek  
- Risiko penyesuaian harga  
- Volatilitas kurs  
- Risiko bencana alam  

Abida menambahkan bahwa prospek jangka panjang PGEO akan semakin kuat dengan beroperasinya Lumut Balai Unit 2 (55 MW) serta tambahan 10 MW PLTP Ulubelu yang ditargetkan beroperasi pada 2026. Kontribusi penuh kedua proyek ini baru akan terlihat mulai 2026.

Tonton: Jepang Siaga, Rusia dan China Kirim Bomber Nuklir di Selat Miyako

Ekspansi Besar PGEO pada 2026–2032

Analis OCBC Sekuritas, Devi Harjoto, dalam riset 4 Oktober 2025, menyebut PGEO menyiapkan capex senilai US$ 360 juta pada 2026F. Dana ini dialokasikan untuk pengembangan:
- 5 proyek quick win total 45 MW  
- 4 proyek extension total 170 MW  
- Proyek greenfield Way Ratai berkapasitas 55 MW yang ditargetkan beroperasi pada 2032F  

Untuk mendukung ekspansi tersebut, PGEO diperkirakan akan menjajaki penerbitan green bonds. Posisi rasio utang yang rendah di 2026F memberikan ruang pendanaan yang lebih luas.

Perusahaan juga diuntungkan oleh profil utang jangka panjang, mayoritas berupa obligasi berbunga tetap, sehingga pendapatan lebih stabil dan risiko suku bunga lebih rendah.

Baca Juga: Pollux Hotels (POLI) Catatkan Obligasi Berkelanjutan Pertama di Sektor Hospitality

Rekomendasi Analis untuk Saham PGEO

Didukung fundamental solid, ekspansi besar, dan prospek pertumbuhan kapasitas, beberapa analis memberikan rekomendasi beli (Buy) untuk saham PGEO:

OCBC Sekuritas – Devi Harjoto: rekomendasi Buy dengan target harga Rp 1.500
Maybank Sekuritas – Etta & Hasan: rekomendasi Buy,  dengan target harga Rp 1.750 
BRI Danareksa Sekuritas – Abida Massi Armand, rekomendasi Buy, dengan target harga Rp 1.250

Dengan katalis pertumbuhan yang kuat, PGEO diproyeksikan dapat memulihkan kinerja laba bersih setelah tekanan akuntansi pada 2025 dan mencatatkan pertumbuhan lebih solid pada 2026.

 

Buntut Perang, Kamboja Tarik Semua Atlet SEA Games 2025

Selanjutnya: Kim Jong Un Pamer Capaian Korut pada 2025: Kirim Pasukan ke Luar Negeri

Menarik Dibaca: Lakukan Rutin, Ini 6 Manfaat Gerakan Squat Bagi Pria dan Wanita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×