Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto
"Dengan strategi tersebut, kami yakin CTRA mampu mencapai marketing sales tahun ini. Kami pun mempertimbangkan, jika CTRA memperbanyak produk rumah tapak untuk golongan menengah ke atas, ini akan sulit untuk mendongkrak penjualan karena masyarakat pada golongan tersebut cenderung membeli rumah untuk investasi, dan dalam kondisi seperti ini mereka cenderung menahan dananya," jelas analis NH Korindo Ajeng Kartika Hapsari dalam rilisnya, Kamis (24/9).
Pemerintah mencanangkan wacana untuk menambah sektor property ke dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), secara spesifik, salah satunya akan ada program Payment Holiday atau penundaan pembayaran angsuran pokok dan bunga, untuk Kredit Perumahan Rakyat (KPR) maksimal Rp 500 juta.
"Jika program tersebut dapat terlaksana, kami nilai hal tersebut dapat menjadi sentimen positif bagi CTRA di mana porsi metode pembayaran pada semester I-2020 dengan menggunakan KPR termasuk tinggi yaitu sebesar 56%," jelasnya.
Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) pertahankan marketing sales Rp 4,5 triliun
Di sisi lain, guna menyukseskan program tersebut, CTRA pun harus memiliki strategi untuk meningkatkan minat pembeli yang masih minim akibat ancaman pelemahan ekonomi karena pandemi.
Dus, Ajeng mash merekomendasikan beli dengan target harga Rp 780.
"Kami mempertahankan rekomendasi beli dengan menurunkan target harga menjadi Rp 780 menggunakan estimasi discount to NAV 86% (0,7 SD di atas rata-rata 3 tahun terakhir). Kami mempertimbangkan bisnis rumah tapak yang masih memungkinkan untuk tumbuh hingga akhir tahun, terlebih jika program tambahan PEN pada KPR terealisasi," jelasnya.
Ajeng menurunkan estimasi kinerja CTRA tahun ini, mengingat pelemahan kinerja di kuartal II-2020 berada di bawah ekspektasi. Pendapatan dan laba 2020 direvisi turun masing-masingnya Rp 5,51 triliun dan Rp 619 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News