Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
Berdasarkan hitungan Afid, saat ini target pergerakan Bitcoin menuju penurunan hingga US$ 19.000 - US$ 15.500 dalam beberapa waktu ke depan.
“Hanya sentimen kelonggaran kebijakan moneter The Fed yang memungkinkan beberapa likuiditas mengalir ke pasar keuangan, yang bisa memicu reli kripto berikutnya,” jelas Afid.
Namun, yang membedakan kondisi bearish saat ini dengan siklus sebelumnya adalah keberadaan investor institusional di Bitcoin. Afid menyebut sejauh ini belum ada institusi yang bersikap berbalik arah menjauh dari industri kripto saat market bearish. MicroStrategy saja yang dikhawatirkan akan melepas Bitcoin, kini tetap mempertahankan cadangan BTC-nya.
Di sisi lain, berdasarkan data Glassnode, investor whale Bitcoin (BTC) mengalami lonjakan hingga ke level tertinggi selama 4 bulan terakhir. Dia menyebut para whale ini diketahui memborong aset BTC yang harganya mengalami penurunan dengan melakukan aksi buy the dip.
Akan tetapi, strategi para whale tersebut umumnya memang menjual “saat harga tinggi” dan membeli “saat harga rendah”. Alhasil. kejatuhan Bitcoin di bawah US$ 20.000 adalah berita bagus, dan memungkinkan mereka untuk memborongnya dalam jumlah besar.
“Artinya dari aksi investor institusi dan whale, mereka masih percaya dengan masa depan jangka panjang Bitcoin dan market kripto secara keseluruhan,” ungkapnya.
Dengan dinamika yang ada di pasar kripto saat ini, Afid menyarankan investor untuk tetap tenang dan tidak perlu panik mengingat kondisi bearish merupakan tren yang umum di dalam dunia kripto. Oleh karena itu, menurutnya investor bisa melakukan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) dan buy the dip.
“Namun, sekali lagi perhatikan dulu fundamentalnya apakah kripto yang dibeli akan mengalami kenaikan jangka panjang. Selalu lakukan riset dan manfaatkan waktu saat market bearish ini untuk lebih mendalami riset dan potensi investasi kripto,” tutup Afid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News