Reporter: Rinaldi Mohamad Azka | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hanya 20 broker dominasi lebih dari 50% transaksi. Di mana, 17 dari 20 anggota bursa (AB) tersebut merupakan sekuritas hasil joint venture (JV) dengan perusahaan asing, hanya tiga sekuritas yang asli Indonesia. Padahal, total AB di BEI ada 109 Sekuritas.
Alpino Kianjaya, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, mengatakan kondisi ini harus segera diperbaiki. Menurutnya, Sekuritas harus dapat memfasilitasi kebutuhan investor.
"Sebagian besar investor masih butuh dibina dan butuh panduan dari analis. Secara teknikal, fundamental bagaimana. AB yang memiliki tenaga riset bagus akan diuntungkan," jelasnya pada KONTAN Jumat (19/2).
Sekuritas harus memahami manajemen resiko itu yang utama. Sistem yang digunakan oleh sekuritas harus baik, termasuk di dalamnya monitoring investor dan pergerakan saham.
Ia mencontohkan, jika sekuritas memberikan fasilitas marjin ke investornya, Sekuritas ini wajib melakukan monitoring terhadap rasio utang dari investor tersebut. Lalu, ketika memiliki sistem yang baik, sistem secara otomatis dapat memberikan peringatan terhadap investor jika sudah terlalu aktif trading di pasar.
Perbedaannya broker asing sudah siap dengan sistem ini. "Broker asing siapkan sistem yang sudah teruji. Lokal pun teruji khususnya yang ada online traders. Perkembangan jumlah investor mereka pun signifikan," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News