Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membukukan pendapatan sebesar Rp 2,28 triliun sepanjang semester I-2019. Jumlah tersebut meningkat 9,6% year on year (yoy) dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,08 triliun.
Seluruh pendapatan ini berasal dari penyewaan menara oleh operator telekomunikasi yang ada di Indonesia. PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) menjadi kontributor terbesar pendapatan total TBIG, yakni mencapai 44,21%.
Disusul oleh PT Indosat Tbk sebesar 21,7%, PT XL Axiata Tbk 18,34%, PT Hutchison 3 Indonesia 9,4%, PT Smartfren Telecom Tbk 5,31%, dan sisanya dari lain-lain.
TBIG memperoleh kenaikan pendapatan dari semua pelanggan tersebut, kecuali dari PT Internux yang tercatat tak lagi berkontribusi pada pendapatan TBIG. Maklum saja, operasional perusahaan telekomunikasi dengan merek dagang Bolt ini telah dihentikan.
Baca Juga: Saham TLKM Masih Laris Diborong Asing
Meskipun membukukan kenaikan pendapatan, TBIG belum mencatatkan pertumbuhan positif pada bottom line. Laba bersih periode berjalan perusahaan ini turun tipis 1,07%, dari Rp 402,74 miliar menjadi Rp 407,12 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, terdapat kenaikan pada beban pokok pendapatan sebanyak 13,69% secara tahunan menjadi Rp 432,03 miliar. Jika dirinci, kenaikan beban ini disebabkan oleh peningkatan pada beban amortisasi sewa lahan dan perjanjian, beban penyusutan menara, beban perbaikan dan pemeliharaan, hingga kenaikan beban keamanan, listrik, dan asuransi.
Baca Juga: Tahun 2020, XL Axiata (EXCL) targetkan fiberisasi capai 70% jaringannya
Di samping itu, beban usaha TBIG juga naik 17,88 yoy menjadi Rp 212,63 miliar. Salah satu kenaikan beban ini disebabkan oleh meningkatnya beban gaji dan tunjangan. Kenaikan juga terjadi pada beban keuangan berupa bunga, beban keuangan lainnya, serta beban pajak penghasilan.
Per Juni 2019, aset TBIG naik tipis 0,6%, dari Rp 29,11 triliun per 2018 menjadi Rp 29,28 triliun. Kenaikan aset sejalan dengan liabilitas yang naik 1,99% menjadi Rp 25,93 triliun dan modal yang turun 9,14% menjadi Rp 29,28 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News