Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk meningkatkan kinerja keuangannya, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) melakukan divestasi sebidang lahan non-inti di Bali kepada PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA).
Analis Maybank Sekuritas Indonesia, Kevin Halim mencermati, transaksi ini akan berdampak positif untuk kinerja perseroan.
“Divestasi akan membantu memperkuat neraca keuangan SMRA sekaligus memonetisasi aset menganggur,” katanya dalam riset tertanggal 4 Agustus 2025.
Karena langkah ini, Kevin menaikkan perkiraan laba SMRA tahun 2025–2025 sebesar 1%–12%. Sebab, sebelumnya, pihaknya berasumsi SMRA akan menambah utang sebesar Rp 1,5 triliun guna mendanai akuisisi lahan di Serpong.
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Catat Marketing Sales Rp 2,2 Triliun per Semester I 2025
“Namun dengan adanya penjualan ini, kebutuhan tambahan utang kemungkinan dapat dieliminasi,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Kevin memaparkan, pada 31 Juli 2025, Bukit Permai Properti (BKPP) mengumumkan rencana menjual 100% sahamnya kepada BUVA dan Griya Uluwatu Nawasena (GRUN).
Sebagai informasi, BKPP merupakan anak usaha yang dimiliki Summarecon Bali Indah (SMBI) dan Bali Indah Development (BLID), serta secara tidak langsung 100% dimiliki SMRA melalui anak usaha Summarecon Investment Property (SMIP).
Pasca transaksi, BUVA akan memiliki 55% saham BKPP, sedangkan GRUN memegang sisanya sebesar 45%.
Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su bilang, langkah divestasi dan penjualan ini dapat berdampak positif untuk kinerja SMRA.
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Akuisisi Lahan di Tiga Lokasi, Simak Rekomendasi Sahamnya
“Apabila benar dilakukan, maka SMRA mempunyai peluang untuk mengalokasikan dana ke proyek lain yang memberikan keuntungan lebih,” terangnya kepada Kontan, Rabu (27/8/2025).
Hingga akhir tahun, Harry melihat SMRA dan emiten properti yang berfokus pada penjualan rumah akan mencatatkan kinerja yang baik. “Mengingat, emiten properti juga mendapatkan dukungan dari insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN),” imbuhnya.
Baca Juga: Begini Kelanjutan Proses IPO Anak Usaha Summarecon Agung (SMRA)
Dus, Harry merekomendasikan beli SMRA dengan target harga Rp 600 per saham. Sedangkan Kevin menyarankan beli SMRA dengan target harga Rp 640 per saham, dinaikkan dari target sebelumnya di Rp 500 per saham.
Selanjutnya: Ahmad Dhani Ditegur dan Diancam Diusir dari Rapat Revissi UU Hak Cipta
Menarik Dibaca: Investasi Tak Bisa Instan, Perjalanan Ini Bisa Jadi Inspirasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News