Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL, anggota indeks Kompas100) terus menambah fiberisasi jaringan untuk menyambut teknologi 5G. XL Axiata menargetkan, pada akhir 2019, fiberisasi bisa mencapai 50% jaringannya.
Group Head Technology Strategy and Architecture XL Axiata I Gede Darmayusa mengatakan, persentase tersebut setara dengan fiberisasi pada 12.000-13.000 base transceiver station (BTS). Tak berhenti sampai di situ, hingga akhir 2020, XL Axiata menargetkan fiberisasi bisa mencapai 60%-70% jaringannya.
Baca Juga: Fiberisasi jaringan, XL Axiata (EXCL) targetkan penggunaan data naik 16 kali lipat
Per Juli 2019, perusahaan ini mencatat, fiberisasi sudah mencakup 30% jaringan XL Axiata atau setara dengan 9.000 BTS. Menurut Darmayusa, sejauh ini, fiberisasi diprioritaskan pada kota-kota dengan tingkat penggunaan layanan data yang sangat tinggi, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, dan kota/kabupaten besar
“Dari 30% itu, sebanyak 25% ada di daerah Jawa dan 5% di luar Jawa,” kata dia di Jakarta, Rabu (21/8). Pada sisa tahun ini, XL Axiata akan menambah fiberisasi jaringannya ke kota-kota provinsi dan kabupaten yang ada di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, seperti Banda Aceh, Padang, dan Bukittinggi.
Jika dihitung secara panjang, fiberisasi yang mencapai 30% ini setara dengan 27.000 kilometer kabel fiber optic . “Dikali tiga aja dari jumlah BTS-nya. Panjang tersebut hanya tambahan. Kami juga punya fiber optik berupa tulang punggung (backbone) yang mencapai 45.000 kilometer di seluruh Indonesia,” ucap dia.
Baca Juga: Pendapatan Toba Bara Sejahtra (TOBA) tumbuh 23,18% di semester I 2019
Menurut Darmayusa, dalam menjalankan fiberisasi ini, XL Axiata bekerja sama dengan perusahaan penyedia fiber optic seperti iForte, Moratelindo, dan lain-lain. “Kami juga sedang menjajaki kerja sama dengan provider menara seperti Mitratel dan Tower Bersama Infrastructure,” kata Darmayusa.
Langkah XL Axiata untuk fiberisasi jaringan sudah dimulai sejak tiga tahun lalu. Alasannya, untuk menyambut 5G, perusahaan operator telekomunikasi memerlukan kapasitas jaringan yang lebih besar dengan akses internet dari BTS yang lebih cepat.