Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Annisa Aninditya Wibawa, Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) membutuhkan pendanaan besar untuk memperkuat ekspansi bisnisnya. Tahun depan, emiten telekomunikasi pelat merah ini mengincar pendanaan eksternal antara Rp 5 triliun sampai Rp 10 triliun.
Meski begitu, belum jelas skema dan instrumen pendanaan seperti apa yang akan TLKM lakukan. Opsinya bisa saja berupa obligasi rupiah, global bond atau pinjaman perbankan. "Kami akan mencoba. Ini bisa bertahap, mungkin Rp 10 triliun akan dicari tahun depan dari financing. Kami mencari instrumen yang paling bagus," ungkap Honesti Basyir, Direktur Keuangan TLKM, Rabu (17/9).
Kelak, TLKM akan menggunakan pendanaan ini untuk mendukung belanja modal (capex). Capex Telkomsel Menurut Honesti, sebesar 40% dari total belanja modal akan diperoleh dari sumber eksternal. Padahal selama ini TLKM selalu mengandalkan kas internal sebagai sumber pendanaan.
Di semester pertama tahun ini, TLKM mencatatkan kas dan setara kas mencapai Rp 16,28 triliun. Manajemen TLKM tengah memperhitungkan kebutuhan pendanaan dalam tempo tiga sampai lima tahun ke depan. Saban tahun, TLKM menganggarkan belanja modal Rp 20 triliun. Di situ, dana untuk anak usaha PT Telkomsel memegang porsi 70% total capex.
Sedangkan anak usaha lain hanya 30%. Honesti menjelaskan, capex TLKM biasanya berporsi sekitar 20% sampai 25% pendapatan. Tahun ini, TLKM menargetkan pendapatannya tumbuh 7% sampai 8% menjadi Rp 88,76 triliun sampai Rp 89,59 triliun.
Riset Brent Chinn, Analis Samuel Sekuritas Indonesia, pada 4 Agustus 2014, memprediksikan, pendapatan TLKM pada tahun ini tumbuh 5,51% year on year (yoy) menjadi Rp 87,54 triliun. Adapun laba bersih di tahun ini diperkirakan tumbuh 12,88% (yoy) menjadi Rp 16,04 triliun.
Chinn merekomendasikan hold saham TLKM dengan target Rp 2.900 per saham. Harga TLKM kemarin naik 1,97% menjadi Rp 2.850 per saham.
Sementara lembaga riset internasional Fitch Ratings memproyeksikan TLKM akan menyetorkan dividen pada tahun 2014-2015 mencapai Rp 9 triliun hingga Rp 10 triliun per tahun. Jumlah tersebut meningkat sekitar 7%-19% dibandingkan dengan dividen tahun lalu.
Prediksi Fitch, TLKM berpeluang membagikan dividen setidaknya 65% dari laba bersih tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News