kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

TLKM bertarung di ceruk pasar yang semakin sempit


Jumat, 27 Juli 2012 / 07:15 WIB
TLKM bertarung di ceruk pasar yang semakin sempit
ILUSTRASI. Hingga 29 Juni, WHO menyebutkan, sebanyak 96 negara telah melaporkan kasus varian Delta. REUTERS/Denis Balibouse.


Reporter: Muhammad Khairul | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Ceruk pasar industri telekomunikasi semakin sempit. Pertumbuhan rata-rata pemain telekomunikasi, termasuk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, diprediksi hanya single digit di tahun ini.

Di semester I-2012, Telkom menargetkan pertumbuhan laba bersih 5%-7% menjadi Rp 8,4 triliun hingga Rp 8,56 triliun. Laba bersih ini sejalan proyeksi kenaikan pendapatan 5%-7% menjadi Rp 36,18 triliun hingga Rp 36,87 triliun di periode sama. Emiten berkode TLKM ini menargetkan pendapatan sepanjang 2012 tumbuh hingga 8%. Target itu lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan industri telekomunikasi yang sebesar 6%.

Kepala Riset Sucorinvest Central Gani, Arief Budiman, dalam risetnya menyebutkan, prospek bisnis telekomunikasi tahun ini masih positif, meski pertumbuhan pelanggan sudah jenuh. "Persaingan telah mereda sejak pertengahan 2011 dan menyebabkan prospek pertumbuhan revenue di level moderat," kata dia.

Arief melihat kinerja Telkom masih tumbuh di masa mendatang, terutama didukung bisnis layanan data. Maklumlah, kesadaran berinternet masyarakat Indonesia kian tinggi. Indonesia juga salah satu pengguna media sosial terbesar di dunia. Apalagi, tren ponsel pintar dan komputer tablet terus menanjak. "Pendapatan dari bisnis data Telkom rata-rata tumbuh 21% sejak lima tahun terakhir. Segmen lain relatif datar atau turun," kata Arief.

Analis Ciptadana Securities Triwira Tjandra berpendapat industri telekomunikasi sudah underweight. "Pelanggannya sudah terlalu banyak, mencapai 100%. Untuk bertumbuh lagi, antaroperator saling makan pelanggan, bukan akuisisi pelanggan baru," ungkap dia.

Triwira mengakui bisnis layanan data terus berkembang, bahkan pertumbuhannya bisa double digit. Tapi kontribusi bisnis itu masih minim terhadap Telkom. Triwira memperkirakan kontribusi layanan data (di luar SMS) dan internet pada tahun ini hanya sekitar 17% terhadap total pendapatan Telkom. Omzet terbesar masih disumbangkan bisnis seluler, yakni lebih dari 40% pendapatan Telkom.

Analis Mandiri Sekuritas Raditya Christian menimpali, bisnis layanan data Telkom belum bisa menggeser kontribusi bisnis seluler hingga beberapa tahun mendatang. "Butuh beberapa tahun lagi untuk mengembangkan infrastruktur," kata dia. Padahal bisnis seluler Telkom terancam menurun di masa depan.

Melihat penetrasi pasar semakin melambat, kata Triwira, Telkom menyiasatinya dengan memangkas biaya demi menjaga margin laba bersih. "Kuartal I-2012 pendapatan TLKM cuma naik 6,5%, laba bersihnya naik 17,5%. Ini lebih banyak karena marketing expense dipotong," ujar dia.
Namun strategi ini diprediksi tak bertahan lama dan biaya pemasaran akan kembali naik. "Industrinya ketat. Operator akan berebut pangsa pasar dan salah satu caranya dengan marketing," tutur Triwira.

Triwira memproyeksikan kinerja Telkom hanya tumbuh satu angka. Perinciannya, pendapatan meningkat 2,5% serta laba bersih naik 9,4%. di tahun ini Sedangkan pertumbuhan industri telekomunikasi tahun ini hanya 8%.

Raditya merekomendasikan neutral untuk TLKM, dan mempertahankan target senilai Rp 7.600 per saham. Triwira menyarankan hold dengan target Rp 9.000 yang mencerminkan PER 14,4 kali. Arief juga merekomendasikan hold dengan target Rp 8.900. Harga saham TLKM, Kamis (26/7), naik 0,56% menjadi Rp 8.900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×