kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TINS mengerek porsi non tambang


Sabtu, 25 Maret 2017 / 14:26 WIB
TINS mengerek porsi non tambang


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) mulai mengamankan kinerja untuk jangka panjang. Salah satunya adalah lewat diversifikasi bisnis di luar tambang dan produksi timah agar tidak terlalu bergantung pada harga komoditas.

Perusahaan pelat merah ini mulai fokus membangun bisnis properti melalui PT Timah Karya Persada Properti. Tahun lalu, anak usaha yang sepenuhnya dimiliki TINS ini belum memberi kontribusi pendapatan ke induk usaha.

Sekretaris Perusahaan TINS Sutrisno Tatet Dagat mengatakan, pihaknya berharap anak usaha ini dapat berkontribusi 11% pada pendapatan tahun ini. "Sumbangan Timah Properti tahun ini diproyeksikan dari sektor landed development," kata Sutrisno kepada KONTAN, Jumat (24/3).

Selain proyek Bekasi Timur yang sudah dikembangkan di lahan seluas 15 hektare (ha) dari total lahan 176 ha, ada dua proyek lagi, yaitu Payon Kaladia di Depok dan Payon Ponca, Cirendeu.

Selain itu. TINS akan memulai proyek recurring income pada tahun 2018 untuk mengembangkan hotel di Jakarta, Belitung, Bangka dan Tanjung Balai Karimun. Jumlah aset Timah Karya Persada Properti per akhir tahun lalu sebesar Rp 45,54 miliar.

TINS pun serius menggarap bisnis rumahsakit melalui PT Rumah Sakit Bakti Timah. TINS memiliki empat rumahsakit dan empat klinik utama yang tersebar di Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Menurut Sutrisno, empat rumahsakit tersebut akan ditingkatkan menjadi rumahsakit dengan standar internasional dan empat klinik akan dijadikan rumahsakit tipe D.

Total aset Rumah Sakit Bakti Timah ini mencapai Rp 96,07 miliar. Pada tahun 2016 lalu, pendapatan dari rumahsakit mencapai Rp 154,12 miliar. Tahun sebelumnya, bisnis ini masih belum memberikan kontribusi.

Tidak hanya bisnis properti, TINS juga akan masuk pada bisnis agro, yaitu penggemukan sapi potong dan perkebunan lada. Proyek ini merupakan upaya untuk mengoptimalisasi lahan bekas tambang. TINS bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk menggarap segmen ini.

TINS mengelola bisnis ini lewat anak usahanya, PT Timah Agro Manunggal. Anak usaha yang sepenuhnya dimiliki TINS ini belum beroperasi secara komersial pada akhir 2016. Alhasil, bisnis ini masih belum memberi kontribusi pada keuangan TINS.

Kontribusi timah

Pendapatan TINS pada 2016 naik tipis 1,44% menjadi Rp 6,97 triliun dari Rp 6,87 triliun di tahun sebelumnya. Laba bersih TINS melonjak 51% menjadi Rp 251,96 miliar dari sebelumnya Rp 101,56 miliar. Laba per saham atau earning per share (EPS) TINS naik menjadi Rp 34 dari Rp 14.

Penjualan timah masih menjadi pendorong bisnis utama. Segmen bisnis ini berkontribusi 95% terhadap total pendapatan. Penjualan tin chemical dan rumahsakit berkontribusi 2,1% dan 2,2%.

Untuk bisnis timah, TINS menargetkan pertumbuhan sekitar 10% dengan harapan harga timah stabil di US$ 20.000US$ 21.000 per metrik ton. Untuk volume produksi dan penjualan diharapkan bisa mencapai 30.000 ton.

Makanya sebagian besar anggaran belanja TINS dialokasikan untuk untuk pembesaran kapasitas, penggantian alat dan sarana pendukung sebesar Rp 2,3 triliun. Sisanya digunakan untuk pengembangan anak perusahaan sebesar Rp 353 miliar, termasuk di bisnis properti, rumahsakit dan galangan kapal.

Tedekat, PT Timah sudah menambah enam unit kapal hisap untuk mendukung kegiatan produksi, dengan nilai mencapai Rp 330 miliar. Emiten BUMN ini juga telah membangun smelter untuk mendorong produksi mencapai 30.000 ton. Nilai ekspansi ini sebesar Rp 600 miliar.

Hingga Desember 2016 lalu jumlah cadangan timah TINS sebesar 335.909 ton. Sekitar 79% atau 264.806 ton berada di laut, sedangkan 21% atau 71.103 berada darat. Adapun jumlah sumber daya TINS sebesar 737.546 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×