Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tercatat melesu pada kuartal I-2024. Hal itu tercermin pada penurunan laba GGRM yang signifikan.
Melansir laporan keuangan pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), GGRM membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk pada kuartal I-2024 Rp 595,5 miliar. Angka tersebut merosot 69% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yaitu Rp 1,96 triliun.
Begitu juga dengan penjualan dan pendapatan usaha GGRM pada kuartal I-2024 mengalami penurunan. GGRM mencatat penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 26,2 triliun atau turun 11,7% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
Baca Juga: Laba Gudang Garam (GGRM) Anjlok 69% pada Kuartal I 2024
Turunnya pendapatan usaha GGRM juga diiringi dengan menurunnya beban pokok menjadi Rp 23,4 triliun. Sebelumnya pada periode yang sama di tahun 2023 beban pokok GGRM Rp 25,3 triliun. Sehingga laba bruto GGRM pada kuartal I 2024 in tercatat sebesar Rp 2,7 trilun atau turun 37,2%.
Sedangkan laba usaha juga turun menjadi Rp 981,90 miliar dari sebelumnya Rp2,65 triliun. Kemudian laba sebelum pajak turun menjadi Rp 791,24 miliar dari sebelumnya Rp2,49 triliun pada periode yang sama di tahun 2023.
Selanjutnya total asset GGRM pada tiga bulan pertama di tahun 2024 ini Rp 93,2 triliun naik tipis 0,8% dari sebelumnya Rp 92,4 triliun. Kemudian jumlah liabilitas GGRM juga naik 0,9% menjadi 31,8 triliun. Begitu juga dengan jumlah ekuitas yang naik menjadi Rp 61,4 triliun.
Hal serupa juga dialami PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) yang catat penurunan laba bersih pada kuartal I 2024. Melansir laporan keuangan pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), WIIM mengantongi laba sebesar Rp 90,5 miliar. Angka tersebut turun 18,3% jika dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2023 yaitu Rp 110,8 miliar.
Baca Juga: Kinerja Gudang Garam (GGRM) Diproyeksi Positif Kendati Tertekan Cukai Rokok
Begitu juga dengan penjualan neto WIIM pada kuartal I 2024 ini menurun. Pada tiga bulan pertama di ahun 2024 WIIM mnecatat penjualan neto Rp 1,05 triliun atau turun 10,2% jika dibandingkan periode yang sama pada 2023 yaitu Rp 1,17 triliun.
Beban pokok WIIM juga turun sebesar 10,3% menjadi 800,1 miliar di kuartal I 2024. Sehingga laba bruto WIIM pada kiartla pertama tahun ini sebesar Rp 257,5 miliar atau turun 7,4% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
Selanjutnya pada total asset WIIM mencatat pertumbuhan ebesar 4,6% menjadi 2,69 triliun pada kuartal I 2024. Begitu juga dengan total liabilitas an otal ekuitas WIIM yang juga meniongkat, masing-masing menjadi Rp 761,0 miliar dan Rp 1,93 triliun.
Berbeda dengan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang berhasil mencatat kinerja positif pada Kuartal I 2024. Hal itu tercermin pada perolehan laba yang mencapai Rp 2,2 triliun.
Baca Juga: Laba Bersih HM Sampoerna (HMSP) Melonjak 28,03% Jadi Rp 8,09 Triliun
Melansir pada laporan keuangan yang dirilis di laman Bursa Efek Indonesia, Kamis (25/4) HMSP mencatat laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk pada kuartal I 2024 ini sebesar Rp 2,2 triliun atau meningkat 4,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yaitu Rp 2,1 triliun.
Begitu juga dengan penjualan bersih pada kuartal I 2024 ini sebesar Rp 29,1 triliun. Angka tersebut menigkat 8,1% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 sebesar Rp 26,9 triliun.
Meski begitu, kenaikan penjualan HMSP ini juga turut diikuti dengan naiknya beban pokok penjualan sebesar 9,9% menjadi Rp 24,3 triliun. Pada periode yang sama di tahun 2023, HMSP mencatat beban pokok penjualan sebesar Rp 22,1 triliun.
Sedangkan jumlah aset HMSP juga meningkat tipis menjadi Rp 55,8 triliun dari sebelumnya Rp 55,3 triliun. Lalu untuk total liabilitas HMSP pada kuartal I 2024 ini berada di angka Rp 23,6 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 32,1 triliun.