Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini
KONTAN.CO.ID - PT Bank KB Bukopin Tbk atau KB Bank mendukung upaya pemerintah Indonesia mewujudkan ketahanan pangan dalam negeri melalui fasilitas pembiayaan kredit kepada para petani tebu. Langkah itu diawali dengan perjanjian kerja sama strategis bersama perusahaan produsen gula PT. Pabrik Gula Rajawali II (PG Rajawali II) dan perusahaan data analitik terkait pertanian dengan menggunakan teknologi satelit PT. Mata Langit Solusindo (MATA) di Kedutaan Besar Korea Selatan, Kuningan Timur, Jakarta Selatan pada Kamis (16/5).
Turut hadir juga dalam peresmian itu Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Lee Sang-deok, Direktur Badan Pangan Nasional Indonesia, Arief Prasetyo Adi, CEO KB Bank, Tom (Woo Yeol) Lee, CEO ID Food Frans Marganda Tambunan, CEO Rajawali II Ardian Wijanarko, dan CEO MATA Hadi Kurnia.
CEO KB Bank Tom (Woo Yeol) Lee saat memberikan presentasi menjelaskan, KB Bank bekerja sama dengan memadukan teknologi keuangan dan teknologi pertanian milik MATA guna membangun ekosistem keuangan petani kebun tebu dan perusahaan produksi gula di Indonesia. Secara luas, KB Bank ikut berkomitmen menjalin kolaborasi dengan pemerintah Indonesia dalam mencapai tujuan utama dalam meningkatkan produksi gula dan stabilisasi harga.
Melalui kredit tersebut, perusahaan berkode saham BBKP itu mendorong manfaat keuangan produktif kepada lebih dari 5.000 kebun tebu yang merupakan bagian dari Rajawali II dengan menggunakan teknologi keuangan canggih milik KB Bank. Sedangkan untuk peningkatan teknologi, MATA akan menyediakan solusi data yang memungkinkan pemantauan kondisi cuaca, kelembaban tanah, jumlah pupuk, dan kesehatan tebu dengan menggunakan teknologi satelit. Selain itu, MATA juga akan memberikan perkiraan produksi tebu enam bulan sebelum panen.
"KB Bank berupaya memberikan dukungan keuangan yang cepat dan lancar kepada para petani yang berada di luar jangkauan layanan keuangan, mulai dari dukungan keuangan untuk pertanian tebu hingga ekspansi ke sektor lain seperti beras, jagung, dan minyak sawit, untuk menumbuhkan sektor pertanian berkelanjutan Indonesia,” lanjut Tom.
Tom menilai, pemerintah Indonesia masih punya harapan besar menambah produksi tebu melalui peningkatan infrastruktur pertanian. Untuk itu, ia pun berharap KB Bank dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mencapai tujuan swasembada gula nasional dan dapat mengurangi impor gula dari negara-negara seperti Thailand, India, dan Australia.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama KB Bank Robby Mondong menegaskan, kredit tersebut menjadi fokus KB Bank dalam menerapkan ESG melalui pengurangan emisi karbon melalui teknologi pertanian. Melalui kerja sama strategis ini, Robby menyebut ketiga perusahaan berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca melalui proyek sertifikat karbon.
“Hal ini merupakan komitmen nyata KB Bank untuk menerapkan prinsip keberlanjutan yang sejalan dengan pilar Environment, Social, dan Governance (ESG) dengan memacu laju portofolio hijau, salah satunya di sektor agribisnis. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai KB Financial Group dan KB Kookmin Bank,” papar Robby.
Robby mengaku optimis kredit yang diberikan membuat petani tebu naik kelas, terlebih Indonesia termasuk dalam negara agribisnis besar di dunia. Oleh karena itu, petani gula di Indonesia perlu didukung melalui kredit dan teknologi. “Untuk nilai kreditnya, kita sudah riset. Tapi masih dilihat perkembangannya dan ini juga baru dimulai. KB Bank berusaha memberikan plafon lebih besar kalau kreditnya bagus,” pungkas Robby.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News