kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Timah (TINS) Optimistis Setoran ke Negara Capai Rp 1,90 Triliun di Tahun 2022


Rabu, 22 Juni 2022 / 07:45 WIB
Timah (TINS) Optimistis Setoran ke Negara Capai Rp 1,90 Triliun di Tahun 2022


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) menargetkan, peningkatan kontribusi ke negara pada tahun ini melalui setoran pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 1,90 triliun.

Direktur Utama TINS Achmad Ardianto mengungkapkan,  pada tahun 2019 lalu perusahaan mampu memberikan kontribusi melalui pajak dan PNBP mencapai Rp 1,2 triliun.

"Kemudian menurun tahun 2020 dan 2021. Kami harapkan tahun 2022 bisa meningkatkan kembali kontribusi," kata Achmad dalam RDP bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (21/6).

Achmad mengungkapkan, kontribusi yang tinggi di tahun ini diharapkan dapat terdorong oleh meningkatnya perolehan bijih dan juga peningkatan harga komoditas.

Baca Juga: Timah (TINS) Siap Ikuti Kebijakan Pemerintah Perbaiki Tata Kelola Timah

Merujuk data TINS, penerimaan pajak dan PNBP pada tahun 2020 mencapai Rp 677,93 miliar. Jumlah ini turun 43,9% year on year (yoy) dari raihan tahun 2019. Selanjutnya pada 2021 lalu, kontribusi ini mencapai Rp 776,65 miliar atau naik 14,6% yoy.

Adapun untuk tahun ini kontribusi diharapkan  mencapai Rp 1,90 triliun dengan asumsi produksi bijih timah sebesar 49 ribu ton dan harga logam sebesar US$ 35 ribu per metrik ton.

Di sisi lain, Achmad memastikan pihaknya tetap berupaya untuk menjaga tingkat cadangan timah yang dimiliki perusahaan.

Merujuk data TINS, besaran sumber daya mencapai 919.133 ton. Dari jumlah tersebut sebanyak 466.300 ton ada di laut dan 452.833 ton di darat. Sementara jumlah cadangan mencapai 300.031 ton dimana sebanyak 279.782 ton ada di laut dan sisanya sebesar 20.249 ton ada di darat.

 

Achmad mengungkapkan, pihaknya berupaya menjaga tingkat reserve replacement ratio (RRR) perusahaan.

"Jadi cadangan yang ditambang ini harus dicari kembali sehingga tergantikan untuk tahun depan," pungkas Achmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×