kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga Analis Overweight Sektor Telekomunikasi, Berikut Rekomendasi Sahamnya


Minggu, 28 Agustus 2022 / 20:48 WIB
Tiga Analis Overweight Sektor Telekomunikasi, Berikut Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Pemeliharaan BTS; Teknisi XL Axiata sedang melakukan pemeriksaan perangkat BTS 4G di atas tower yang berada di Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Rabu (24/8/2022). Sektor telekomunikasi menjadi salah satu sektor saham yang menarik perhatian pengam


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor telekomunikasi menjadi salah satu sektor saham yang menarik perhatian pengamat pasar belakangan ini. Analis BCA Sekuritas Mohammad Fakhrul Arifin menilai sektor telekomunikasi sebagai salah satu tolak ukur aset yang baik untuk dijadikan proxy saat ini.

Alasannya, persaingan di industri telekomunikasi sudah semakin sehat seiring adanya rasionalitas harga. Potensi kenaikan harga data secara bertahap juga memberikan implikasi yang sangat baik bagi sektor telekomunikasi.

Lebih lanjut, penggunaan data yang masih masif membuat trafik data berpotensi meningkat yang pada akhirnya akan turut memperbaiki pendapatan perusahaan. Sejumlah lelang spektrum yang akan dilaksanakan juga diprediksi memberikan efek positif dari segi infrastrukturnya.

"Lelang spektrum akan memberikan windfall bagi sektor telekomunikasi dalam memaksimalkan kapabilitas yang ada untuk penggelaran jaringan 4G and 5G ke depannya," kata Fakhrul saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (26/8).

Baca Juga: Pekan Lalu IHSG Ditutup di Zona Merah, Simak Proyeksi pada Perdagangan Senin (29/8)

Lebih lanjut, menurut Fakhrul, faktor-faktor di atas akan semakin memperbaiki profitabilitas dan neraca keuangan emiten di sektor ini. Terlebih lagi, dampak peningkatan inflasi terhadap emiten bisnis telekomunikasi masih minim.

"Pasalnya, pelanggan saat ini lebih sensitif terhadap kualitas jaringan, sedangkan penyesuaian di peningkatan harga masih dalam tingkat yang dapat ditoleransi," ucap Fakhrul.

Hal ini terbukti dari jumlah pelanggan masing-masing operator telekomunikasi per Juni 2022 yang masih terjaga. Padahal, selama paruh pertama 2022, semua operator sudah mulai meningkatkan harga layanannya.

Fakhrul mempertahankan peringkat overweight untuk sektor telekomunikasi. Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi pilihan teratasnya untuk jangka panjang, sementara PT Indosat Tbk (ISAT) untuk momentum positif jangka pendek seiring adanya pembagian dividen tunai final.

ISAT yang masih dalam proses integrasi internal setelah merger juga akan menguntungkan EXCL karena mempunyai kontribusi pendapatan data tertinggi dalam jangka menengah. Sementara itu, pendapatan legacy Telkomsel masih agak besar yakni sekitar 15% dibanding EXCL yang hanya 8%.

Baca Juga: Melemah 0,52%, Berikut Katalis Penggerak IHSG dalam Sepekan

Meskipun begitu, status TLKM sebagai raksasa telekomunikasi yang gesit harus dinilai untuk jangka panjang. Perusahaan ini kemungkinan akan berubah menjadi raksasa digital terbesar dengan layanan lengkap.

Fakhrul merekomendasikan buy EXCL dan TLKM, serta hold ISAT dengan target harga EXCL di Rp 5.000, TLKM Rp 5.800, dan ISAT Rp 7.500 per saham. Per perdagangan Jumat (26/8), EXCL berada di level Rp 2.700, TLKM Rp 4.490, dan ISAT Rp 7.200 per saham.

Dalam riset tanggal 21 Juli 2022, Analis CGS CIMB Foong Choong Chen dan Sherman Lam Hsien Jin juga menetapkan peringkat overweight untuk sektor telekomunikasi. Menurutnya, persaingan bisnis seluler Indonesia terus berkembang dengan baik pada April-Juli 2022.

Tidak hanya menahan harga pasca-Lebaran (setelah kenaikan pada Februari-April 2022), semua perusahaan telekomunikasi besar kembali mengoptimalisasikan harganya pada Juni-Juli 2022.

Menurutnya, hal ini akan membuat pendapatan perusahaan telekomunikasi tumbuh sehat di kuartal III-2022, setelah pertumbuhan kuat secara musiman pada kuartal II-2022.

"Kondisi ini juga berpotensi memacu lebih banyak optimalisasi tarif pada semester 2 2022 yang merupakan katalis penilaian ulang utama untuk sektor ini," kata kedua analis tersebut.

Baca Juga: IHSG Rawan Koreksi di Awal Pekan

EXCL adalah pilihan saham teratasnya karena prospek pertumbuhan pendapatan yang kuat. Hal ini seiring dengan kontribusi pendapatan data yang tinggi dan eksposure di luar Jawa. TLKM juga disukai karena pertumbuhan bisnis fixed broadband-nya dan adanya potensi Telkom Sigma melaksanakan initial public offering (IPO) di semester 1 2023.

CGS CIMB menetapkan rekomendasi add EXCL dan TLKM, serta hold ISAT dengan target harga untuk EXCL di Rp 3.680, TLKM Rp 5.000, dan ISAT Rp 7.100 per saham. Akan tetapi, harga ISAT saat ini sudah melampaui target harga tersebut.

Dalam riset tanggal 18 Juli 2022, Analis UOB Kay Hian Sekuritas Selvi Ocktaviani juga menetapkan peringkat overweight untuk sektor telekomunikasi. Menurutnya, yang terbaru, operator telekomunikasi akan fokus mengembangkan strategi fixed-mobile conversion (FMC).

Tujuan operator adalah untuk mendapatkan pengguna yang berlangganan data seluler dan layanan fixed broadband dari operator yang sama. Dengan begitu, pengguna akan memperoleh layanan konektivitas di bawah satu tagihan. 

"Untuk dapat bersaing, operator harus membentuk layanan fixed broadband melalui strategi organik atau anorganik," kata Selvi.

Baca Juga: IHSG Melemah 0,52% Sepekan, Kapitalisasi Pasar Ambles Rp 25,16 Triliun

TLKM mengembangkan Indihome secara in house, EXCL bersama dengan grup Axiata mengakuisisi saham pengendali di Link Net, Indosat berencana untuk meluncurkan kembali layanan fixed broadband dengan merek baru, dan Smartfren (FREN) memegang 20% saham di Moratelindo.

TLKM dan EXCL menjadi dua saham pilihan teratas Selvi dengan target harga TLKM Rp 5.000 dan EXCL Rp 3.750. Pasalnya, Selvi meyakini TLKM dan EXCL akan diuntungkan dengan ekosistem yang lebih kuat dalam menerapkan strategi FMC.

Mengingat, TLKM didukung oleh Indihome, penyedia fixed broadband terbesar di Indonesia. Sementara EXCL akan mendapatkan manfaat sinergis dari perusahaan fixed broadband terbesar kedua, yakni Link Net.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×