kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Tidak Lagi Merugi, Wijaya Karya (WIKA) Mulai Kantongi Laba Bersih Rp 401,95 miliar


Sabtu, 31 Agustus 2024 / 13:35 WIB
Tidak Lagi Merugi, Wijaya Karya (WIKA) Mulai Kantongi Laba Bersih Rp 401,95 miliar
ILUSTRASI. Proyek pembangunan gedung yang dikerjakan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT PP Tbk (PTPP) di Jakarta (27/7/2024). WIKA mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 10,25 triliun hingga Juni 2024. Raihan itu bertambah sekitar Rp 1,39 triliun dari capaian kontrak baru hingga Mei 2024. Kontribusi terbesar atas perolehan kontrak baru tersebut berasal dari segmen industri, infrastruktur, gedung, proyek EPC, dan properti. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berhasil memperbaiki kinerja pada semester I 2024. Perusahaan kontruksi pelat merah ini membalik rugi menjadi laba di paruh pertama tahun ini.

Melansir laporan keuangan, WIKA membukukan laba bersih Rp 401,95 miliar di semester I 2024. Raihan ini berbalik dari posisi rugi Rp 1,88 triliun pada semester I 2023 dan rugi sebesar Rp 1,13 triliun pada kuartal I 2024.

Sayangnya, dari sisi pendapatan WIKA malah mencatatkan penurunan 18,58% di paruh pertama tahun ini. Perseroan membukukan pendapatan bersih Rp 7,53 triliun. Padahal di periode yang sama tahun lalu bisa mengantongi Rp 9,25 triliun. 

Secara rinci, pendapatan WIKA mayoritas disumbang segmen infrastruktur dan gedung sebesar Rp 3,46 triliun. Lalu, segmen industri Rp 2,29 triliun, segmen energi dan industrial plant Rp 1,2 triliun, serta segmen hotel Rp 421,01 miliar.

Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) Kerjakan Proyek di Terminal Manggis Bali Senilai Rp 475 Miliar

Beban pokok pendapatan WIKA tercatat Rp 6,88 triliun di semester I 2024, turun dari Rp 8,4 triliun di periode sama tahun lalu. Alhasil, laba bruto WIKA tercatat Rp 645,52 miliar di akhir Juni 2024, turun dari Rp 779,03 miliar per Juni 2023.

WIKA berhasil mencatatkan penghasilan lain-lain sebesar Rp 4,28 triliun di akhir Juni, naik dari Rp 296,76 miliar di periode sama tahun lalu.

Sayangnya, WIKA jadi mencatatkan rugi ventura bersama Rp 1,07 triliun di periode ini. Padahal, pada semester I 2023 perseroan masih mencatatkan laba ventura bersama Rp 60,57 miliar.

Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito mengatakan, eksekusi proyek mulai menunjukkan hasil sesuai dengan rencana perseroan. Hal itu tercermin melalui kinerja operasi inti perseroan yang menunjukkan peningkatan. 

“Gross Profit Margin (GPM) segmen Infrastruktur & Gedung serta EPCC sebesar 8,4% dan 9,9% pada kuartal II 2024, meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,2% dan 7,9%,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (30/8).

 

Perseroan juga berhasil mencatatkan penurunan piutang sebesar 15,3% dari posisi Rp 8,40 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp 7,11 triliun pada kuartal II 2024. Hal ini diakui sejalan dengan upaya serius perseroan dalam menjalankan salah satu langkah 8 stream penyehatan yaitu percepatan penagihan piutang.

“Perkuatan kinerja operasi WIKA dapat tercapai atas upaya perseroan dalam menjalankan lean construction dan digitalisasi serta terus mengupayakan efisiensi operasi di seluruh proyek berjalan,” paparnya.

Agung menuturkan, dukungan para stakeholders dan pemerintah dalam upaya penyehatan keuangan perseroan selama ini membuat WIKA optimis untuk menjawab tantangan di masa mendatang. 

Perbaikan kinerja perseroan juga terlihat dari rasio utang berbunga terhadap ekuitas (Gearing Ratio) dan Debt to Equity Ratio (DER) WIKA yang tercatat sebesar 2,31 kali dan 3,23 kali pada kuartal II 2024. Ini menurun dibandingkan posisi kuartal II 2023 yang sebesar 3,86 kali dan 5,89 kali. 

“Hal ini diraih berkat dukungan seluruh stakeholders dan pemerintah dalam memperkuat struktur permodalan serta upaya perseroan untuk terus fokus terhadap kas,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×