Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (MCOR) akan menambah permodalan melalui penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dalam aksi korporasi tersebut, MCOR menetapkan harga pelaksanaan Rp 150 per saham. Adapun potensu raihan dana hasil rights issue tersebut mencapai Rp 3,19 triliun.
Pasalnya, berdasarkan prospektus MCOR yang diunggah di laman Bursa Efek Indonesia, Kamis (16/4), MCOR menawarkan maksimal 21,28 miliar unit saham baru pada pelaksanaan rights issue. Jumlah saham tersebut mencapai 56,19% dari jumlah saham yang beredar.
China Construction Bank (CCB) Corporation, pemegang saham utama MCOR menyatakan akan melaksanakan seluruh hak sesuai kepemilikan sahamnya. Kepemilikan saham CCB Corporation di Bank CCB Indonesia sebanyak 9,97 miliar unit saham.
PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjadi pembeli siaga atau standby buyer dalam pelaksanaan rights issue tersebut.
Sinar Mas Multiartha akan menyerap seluruh saham yang tidak diserap pada pelaksanaan rights issue dan akan membayar tunai, paling lambat 14 Juli 2020. Adapun dana maksimal yang dikeluarkan Sinar Mas Multiartha untuk menyerap saham yang tidak dieksekusi pemegang saham lainnya adalah Rp 1,28 triliun.
Direktur Utama Sinar Mas Multiartha Doddy Susanto mengatakan, Sinar Mas Multiartha ingin menjadi pembeli siaga rights issue, karena ingin meningkatkan laba konsolidasi perusahaan. "Transaksi ini bersifat komersial, melalui investasi pada sektor-sektor strategis (termasuk perbankan)," kata dia.
Corporation masih menjadi pemegang saham utama di Bank CCB Indonesia dengan kepemilikan 60%. Sedangkan sisanya Jhonny Wiraatmadja sebanyak 21,32%, Kiki Hamidjaja 5,21%, dan masyarakat 13,47%.
Bila dalam pelaksanaan rights issue pembeli siaga menyerap saham yang tidak dieksekusi pemegang saham lainnya, akan terjadi perubahan kepemilikan saham di Bank CCB Indonesia.
CCB Corporation akan tetap memiliki 60% saham, namun kepemilikan Jhonny Wiraatmadja dan Kiki Hamidjaja akan berkurang menjadi 9,35% dan 2,29%. Begitu juga dengan kepemilikan masyarakat akan berkurang menjadi 5,91%.
Adapun Sinar Mas Multiartha akan menjadi pemegang saham baru dengan kepemilikan 22,46%.
Dalam prospektusnya, MCOR menyebut hasil dari aksi korporasi tersebut untuk memperkuat modal inti. Per 31 Desember 2019, modal inti perseroan sebanyak Rp 2,36 triliun. Dengan dana rights issue, modal inti perseroan akan mencapai Rp 5,51 triliun.
Adapun jadwal rights issue, MCOR berharap dapat pernyataan efektif pada 10 Juni 2020. Kemudian, pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 24 Juni 2020.
Sebagai catatan, sampai 31 Desember 2019, MCOR mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp 78,96 miliar, turun dibandingkan 2018 yang mencapai Rp 89,86 miliar. Perolehan laba bersumber dari kenaikan pendapatan bunga menjadi Rp 1,29 triliun, dari Rp 1,24 triliun pada 2018.
Namun, beban bunga perseroan juga meningkat dari Rp 653,39 miliar pada 2018 menjadi Rp 738,97 miliar pada 2019. Alhasil, pendapatan perseroan juga menurun menjadi Rp 70,19 miliar pada 2019.
Adapun dalam periode yang sama, aset MCOR naik menjadi Rp 18,89 triliun dari Rp 15,99 triliun pada akhir 2018. Ini seiring liabilitas yang meningkat dari Rp 13,47 triliun pada akhir 2018 menjadi Rp 16,09 triliun pada akhir 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News