kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tertekan Pekan Ini, Rupiah Menghadapi Sejumlah Hambatan Pekan Depan


Sabtu, 09 Desember 2023 / 11:51 WIB
Tertekan Pekan Ini, Rupiah Menghadapi Sejumlah Hambatan Pekan Depan
ILUSTRASI. Di pasar spot, rupiah melemah 0,20% dalam sepekan menjadi Rp 15.517 per dolar Amerika Serikat (AS) hingga Jumat (8/12).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah bergerak bervariasi dalam sepekan terakhir. Di pasar spot, rupiah melemah 0,20% dalam sepekan menjadi Rp 15.517 per dolar Amerika Serikat (AS) hingga Jumat (8/12). Tetapi kurs rupiah Jisdor justru menguat 0,15% ke Rp 15.500 per dolar AS.

“Pelemahan rupiah menyusul terjadinya rebound pada dolar AS yang mengalami oversold di pekan lalu,” jelas Pengamat Mata Uang, Lukman Leong kepada Kontan.co.id, Jumat (8/12).

Namun, Lukman menilai bahwa pelemahan rupiah tidak terlalu signifikan seiring absennya data ekonomi penting AS. Investor cenderung wait and see mengantisipasi data Non Farm Payroll (NFP) yang dirilis akhir pekan, Jumat (8/12).

Begitu pula dari domestik, terdapat satu data ekonomi penting yaitu cadangan devisa (cadev) Indonesia yang meningkat menjadi US$ 138,1 miliar pada November 2023. Sentimen ini sedikit mendukung rupiah di perdagangan pekan ini.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Menguat Pekan Depan Setelah Naik 1,41% Pekan Ini

Menurut Lukman, pekan depan barulah akan kembali padat dengan data ekonomi dan berbagai pertemuan baik dalam negeri maupun luar negeri. Rupiah akan lebih dulu diuji oleh hasil data tenaga kerja AS, Jumat malam di pekan ini.

Investor akan mengantisipasi data inflasi Amerika Serikat, pertemuan The Fed dalam FOMC, European Central Bank (ECB) serta Bank of England (BoE). Dari domestik, data penjualan ritel dan data perdagangan akan menjadi perhatian. Lukman mengatakan, ekspor dan impor Indonesia diperkirakan akan lebih baik dan diharapkan bisa mendukung rupiah.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencermati, penguatan rupiah di pekan ini didukung oleh data ekonomi Amerika dan ekspektasi pasar terhadap bank sentral AS yang kemungkinan mempertahankan suku bunga di bulan Desember 2023. Ibrahim menyebutkan, sentimen eksternal dari AS itulah yang membuat rupiah sempat menguat di pekan ini.

Ditambah lagi, rupiah lebih tangguh menyusul data Cadangan devisa (cadev) Indonesia meningkat menjadi US$ 138,1 miliar pada November 2023 yang dirilis Kamis (7/12).

Baca Juga: Dolar AS Tertekan, Swiss Franc dan Poundsterling Jadi Alternatif

Hanya saja, Ibrahim menjelaskan, belum pulihnya ekonomi China masih membawa awan hitam bagi kawasan Asia.  Meskipun data neraca perdagangan China cetak surplus, namun impor mengalami penurunan signifikan yang mengindikasikan isu perlambatan ekonomi belum usai pasca diterjang badai Covid-19.

“Itulah mengapa rupiah pekan ini bergerak fluktuatif,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Jumat (8/12).

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, rupiah menutup perdagangan akhir pekan ini dengan pelemahan tipis. Rupiah sebenarnya bergerak cenderung menguat hari ini, namun rupiah berbalik arah saat mendekati penutupan pasar, Jumat (8/12).

“Pelemahan rupiah sejalan dengan investor yang menantikan laporan pasar tenaga kerja AS pada malam ini untuk lebih dapat mengukur arah suku bunga kebijakan the Fed ke depannya,” imbuh Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (8/12).

Josua menilai pergerakan rupiah di pekan depan akan mengacu pada keputusan, serta outlook The Fed pada pertemuan FOMC yakni tanggal 12–13 Desember 2023. Bank sentral AS akan membahas terkait arah suku bunga acuan yang menjadi salah satu faktor utama penentu pergerakan Rupiah ke depannya.

Baca Juga: Rupiah Bergerak Fluktuatif dan Cenderung Melemah di Pekan Ini

Ibrahim bilang, keputusan suku bunga tentunya akan menjadi perhatian investor. Data tenaga kerja AS malam nanti akan menjadi petunjuk pertama untuk mengukur kemungkinan dari suku bunga acuan The Fed.

“Jika data tenaga kerja turun maka akan diamini oleh Bank sentral AS untuk kemungkinan turunkan suku bunga di tahun depan. Sebaliknya, data tenaga kerja AS yang positif akan menahan laju rupiah. Tapi saya optimistis data AS terutama Payroll tidak sesuai ekspektasi atau turun,” ungkap Ibrahim.

Ibrahim memperkirakan rentang pergerakan rupiah akan berada pada kisaran Rp 15.450 per dolar AS - Rp 15.560 per dolar AS. Sedangkan, Josua memproyeksi rupiah bergerak di kisaran Rp 15.400 per dolar AS–Rp 15.600 per dolar AS.

Lukman memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pekan depan berkisar Rp 15.400 per dolar AS–Rp 15.700 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×