kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terseret pelemahan IHSG, analis rekomendasikan wait and see saham big caps


Sabtu, 01 Februari 2020 / 08:00 WIB
Terseret pelemahan IHSG, analis rekomendasikan wait and see saham big caps
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan papan pancatatan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 4,87% dalam sepekan. Bahkan, pada perdagangan hari ini IHSG anjlok 1,94% ke level 5.940,04.

Ternyata, pelemahan IHSG dibarengi oleh pelemahan beberapa saham emiten blue chips. Sebut saja saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dalam sepekan melemah 4,85%. Hari ini bahkan saham BBCA terjun bebas 3,86% ke level Rp 32.400 per saham.

Pelemahan yang dialami saham PT Astra International Tbk (ASII) lebih dahsyat lagi. Hari ini, saham ASII melemah 4,15%. Bahkan, dalam sepekan saham ASII longsor 8,96%.

Baca Juga: BEI: Penurunan nilai transaksi harian karena kondisi global

Sama dengan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang hari ini melemah 3,3% ke level 7.950 per saham dan dalam sepekan melemah 2,75%.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, turunnya saham-saham blue chips dalam sepekan disebabkan oleh aksi profit taking.

“Selain faktor teknikal ada yang dalam tren penurunan, ada juga yang harganya sudah naik signifikan seperti BBCA. Jadi, terjadi profit taking dulu,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Jumat (31/1).

Melansir RTI, saham-saham blue chips seperti BBCA,UNVR,ASII, dilanda aksi jual bersih oleh investor asing dalam sepekan. UNVR misalnya, terjadi aksi net sell asing sebesar Rp 104,82 miliar selama sepekan.

Pada saham ASII, investor asing melepas kepemilikan di saham ASII sebanyak Rp 257,45 miliar.

Sukarno merekomendasikan untuk wait and see saham-saham big caps. “Biasanya sektor consumers atau safe haven bisa jadi pilihan. Tetapi untuk saat ini, sepertinya sulit untuk memilah sektor yang mampu bertahan,” sambungnya.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan, turunnya beberapa saham blue chips juga berkaitan dengan kinerja sepanjang 2019. UNVR misalnya, pada kuartal III-2019 membukukan laba bersih Rp 9,08 triliun atau turun 18,61% dari tahun lalu.

Lebih lanjut, ia merekomendasikan untuk mencermati saham-saham yang sudah menyentuh titik support-nya, misalkan ASII, TLKM, UNVR.

Menurutnya, ketika saham-saham blue chips ini mengalami rebound, maka akan berpengaruh besar pada IHSG secara keseluruhan.

“Yang bisa mulai dilirik minggu depan seperti ASII dan TLKM dan menurut saya cocoknya untuk beli bukan untuk selling. Sedangkan perbankan hold dulu,” ujar Liza saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jumat (31/1).

Selain itu, investor juga bisa mulai mencermati saham-saham konstruksi. Sebab, emiten konstruksi sudah mulai menerima pembayaran dari tahun lalu dan diharapkan dapat menyehatkan cash flow.

Baca Juga: Simak rekomendasi sektor saham pilihan analis di tengah kekhawatiran virus corona

Investor juga bisa mencermati emiten-emiten yang terpengaruh oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, seperti emiten farmasi yang bergantung pada impor.

Senada, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, turunnya saham-saham big caps disebabkan oleh kaburnya dana asing. Dus, ia merekomendasikan investor untuk wait and see terlebih dahulu.

Secara teknikal, lanjut William, saat ini IHSG telah berada di pola triple top yang merupakan pola penurunan. Sehingga, IHSG masih memiliki potensi untuk menurun lebih dalam.

Untuk masuk ke saham-saham big caps, William menyarankan agar investor menunggu asing untuk masuk ke pasar saham terlebih dahulu.

“Tunggu asing untuk buyback. Hari ini kelihatan panik sekali karena net sell tercatat Rp 1 triliun lebih,” terang William kepada Kontan.co.id, Jumat (31/1).

Memang, hari ini jumlah dana asing yang kabur dari pasar saham domestik mencapai Rp 1,75 triliun di pasar reguler. Jika diakumulasikan selama sepekan, asing sudah menjual kepemilikannya di saham domestik sebesar Rp 2,61 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×