Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona yang semakin masif membuat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot. Pada Selasa (28/1), IHSG ditutup turun 0,36% ke level Rp 6.111. Penurunan IHSG terus berlanjut semenjak akhir pekan lalu.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, dalam jangka pendek sebaiknya investor menahan diri alias hold sebelum masuk ke pasar saham.
“Paling tidak tunggu sampai virus corona ini ada titik terang,” jelas Wawan pada Kontan.co.id Selasa (28/1).
Baca Juga: Virus corona meluas, berikut sektor-sektor saham yang terdampak
Sedangkan untuk jangka menengah dan panjang, Wawan merekomendasikan investor untuk mengoleksi saham di sektor keuangan. Sebab,"Valuasinya sedang murah,” tuturnya.
Wawan merekomendasikan beberapa saham big caps seperti BBCA, BBNI, BBRI dan BMRI.
Menurutnya saham emiten big cap memiliki modal yang lebih kuat sehingga akan tetap kokoh meski diterpa isu seperti virus corona. Selain karena valuasi yang menarik, kekuatan saham sektor keuangan ditopang oleh regulasi baru PSAK 71.
Implementasi PSAK 71 akan membuat setiap bank membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) lebih karena dihitung sejak awal tahun berjalan (expected loss), alih-alih menyiapkan CKPN ketika terjadi kredit macet (incurred loss).
“Cadangan kerugian yang lebih otomatis mengurangi equity bank,” terangnya.
Selain saham sektor keuangan, Wawan juga merekomendasikan saham sektor telekomunikasi untuk dikoleksi. “Saham terkait telekomunikasi bisa TLKM, ISAT, EXCL, dan TOWR,” jelasnya.
Alasan Wawan memilih saham TLKM adalah karena laporan keuangan perusahaan selalu berkinerja bagus. Sedangkan, untuk ISAT dan EXCL diuntungkan oleh penguatan rupiah karena mayoritas utang mereka dalam bentuk mata uang asing.
Baca Juga: Indeks Kompas100 turun 2,18% year to date, simak rekomendasi analis berikut
Seluruh saham telekomunikasi seperti TLKM, ISAT, EXCL, dan TOWR akan diuntungkan dengan pertumbuhan-pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Apalagi pemerintah sudah mulai memproyeksikan penggunaan teknologi 5G di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News