Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Meski GBP/USD unggul di akhir pekan, ada potensi pasangan ini koreksi pasca ketidakstabilan yang mengguncang Inggris di akhir pekan.
Mengutip Bloomberg, Jumat (3/6) pasangan GBP/USD menguat 0,05% ke level 1,2888 dibanding hari sebelumnya.
Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures menjelaskan penguatan yang terjadi pada pasangan GBP/USD terjadi karena data konstruksi PMI Inggris Mei 2017 melambung jauh dari 53,1 menjadi 56,0 hal tersebut menjadi kekuatan bagi poundsterling. Apalagi di saat yang bersamaan USD tertekan data buruk.
Ditambah lagi di saat bersamaan, data upah tenaga kerja AS Mei 2017 stagnan di level 0,2%, dengan angka tenaga kerja Mei 2017 yang melorot dari 174.000 menjadi 138.000. Dukungan bagi USD masih datang dari tingkat pengangguran AS Mei 2017 yang membaik dari 4,4% menjadi 4,3% dan sedikit bisa menjadi daya tahan bagi the greenback.
“Namun hal tersebut tidak akan bertahan lama mengingat fundamental dalam negeri Inggris yang sedang tidak stabil,” ujar Wahyu.
Ia menyampaikan terus menurunnya suara bagi Theresa May, Perdana Menteri Inggris saat ini dalam voting pemilu menyebabkan ada ketidakstabilan kondisi politik. Ditambah lagi dengan aksi teror yang menyerang Inggris Minggu (4/6). Hal ini akan jadi beban terbesar bagi GBP di awal pekan.
Maka ia memperkirakan besok pasangan GBP/USD berpotensi besar untuk terkoreksi. “Walau USD cenderung sedang melambat tapi ketidakstabilan di Inggris menguntungkan USD, apalagi dengan perannya sebagai safe haven jadi wajar GBP/USD berpeluang untuk jatuh,” tambah Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News