Reporter: Muhammad Musa | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebesar 2,30% dalam sepekan terakhir. IHSG tercatat anjlok di harga terendah sebesar 7.036,21 dan ditutup melemah 1,11% atau berkurang 79,50 poin ke angka 7087,32 pada perdagangan Jumat (19/4).
Equity Research Analyst Reliance Sekuritas Ayu Dian mengatakan, pekan ini IHSG cenderung mengalami pelemahan akibat meningkatnya konflik antara Israel dan Iran. Israel melakukan serang balasan di wilayah Iran pada Jumat (19/4).
Sentimen lainnya berasal dari data inflasi dan ekonomi Amerika Serikar (AS) yang masih menunjukkan penguatan. Hal ini dinilai turut membuat ketidakpastian pemangkasan suku bunga.
“Konsensus memperkirakan pemangkasan suku bunga the Fed baru akan terjadi pada September,” kata Ayu kepada Kontan.co.id, Jumat (19/4).
Baca Juga: Separuh Konstituen Indeks LQ45 Anjlok, INTP Ambles Paling Dalam
Pelemahan pada IHSG sepekan ini turut didorong oleh rupiah yang terdepresiasi dan menyentuh level Rp 16.300 per dolar AS. Hal ini berimplikasi pada outflow dana asing yang signifikan, terutama pada saham big caps di tengah peralihan investor ke aset save haven.
Ayu memperkirakan, pasar masih akan mencermati perkembangan konflik Israel-Iran dan juga sejumlah rilis data penting, di antaranya ekspor impor Indonesia pada Maret 2024, keputusan suku bunga BI, dan rilis inflasi PCE US.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menuturkan, pergerkan IHSG selama sepekan beriringan dengan gejolak konflik yang terjadi di Timur Tengah. Kemudian, IHSG pekan depan diperkirakan akan dipengaruhi oleh beberapa data di sektor regional dan domestik.
Dari sisi regional, pada Senin (22/4) terdapat rilis data Loan Prime Rate 1Y dan Loan Prime Rate 5Y di China. Pada Maret 2024, The People's Bank of China (PBOC) mempertahankan suku bunga pinjaman acuan yakni Loan Prime Rate 1Y sebesar 3,45%, sedangkan Loan Prime Rate 5Y sebesar 3,95%.
Baca Juga: IHSG Tumbang 1,11% ke 7.082 Jumat (19/4), PTMP, MEDC, SIDO Top Gainers LQ45
Menurut Alrich, kedua suku bunga tersebut masih berada pada rekor terendah seiring dengan tujuan PBOC untuk berupaya memacu pertumbuhan perekonomian dari krisis properti dan rendahnya consumer confidence.
Selain itu, pada hari yang sama, terdapat rilis Foreign Direct Investment (FDI) Maret 2024 di China yang telah mengalami pelemahan signifikan sejak Juni 2023 dan berada di level terendah dalam 30 tahun terakhir.
“Adapun rilis data FDI China diharapkan membaik seiring dengan pertumbuhan GDP China yang berada di atas ekspektasi konsensus pada kuartal pertama 2024 yakni 5,3% year on year (YoY),” kata Alrich kepada Kontan.co.id, Jumat (19/4).
Selanjutnya, dari sisi domestik, terdapat rilis data neraca dagang Maret 2024 pada Senin (22/4). Alrich memperkirakan, akan ada kenaikan tipis seiring dengan meningkatnya kinerja ekspor komoditas.
Baca Juga: Konflik di Timur Tengah Kian Memanas, Emiten Komoditas Siap Mendulang Berkah
Neraca dagang Indonesia pada Februari 2024 menyusut tajam menjadi US$ 0,87 miliar. Hal ini jauh dari perkiraan konsensus sebesar US$ 2,32 miliar.
“Kontraksi ekspor diharapkan kembali pulih seiring dengan peningkatan laju perekonomian China yang membaik kuartal pertama tahun 2024,” terangnya.
Secara teknikal, Alrich melihat, terdapat peluang penurunan IHSG yang masih terbuka di kisaran 7.035 atau di moving average (MA) 200 pada Senin (22/4). Hal tersebut sejalan dengan indikator death cross pada Stochastic Relative Strength Index (RSI) serta pelebaran negative slope pada moving average convergence/divergence (MACD).
Saham top picks menurut Alrich untuk perdagangan Senin (22/4), meliputi MDKA, ANTM, INCO, ELSA, JSMR, dan SIDO.
Sedangkan Ayu mencermati saham-saham DOID dengan target harga Rp 455, ULTJ dengan target harga Rp 1.950, dan PTBA dengan target harga Rp 3.310.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News