kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Konflik di Timur Tengah Kian Memanas, Emiten Komoditas Siap Mendulang Berkah


Jumat, 19 April 2024 / 16:39 WIB
Konflik di Timur Tengah Kian Memanas, Emiten Komoditas Siap Mendulang Berkah


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik antara Israel dan Iran yang kembali memanas memukul Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun emiten komoditas, seperti emas dan minyak digadang-gadang bakal mendapat berkah. 

Pasalnya, mayoritas harga komoditas itu mengalami lonjakan harga yang signifikan. Misalnya, harga minyak mentah berada di level US$ 83,39 per barel pada pukul 16:20 WIB berdasarkan data Tradingeconomis, Jumat (19/4). 

Head of Equity Research Waterfront Sekuritas Indonesia Ratna Lim sepakat bahwa sektor komoditas akan diuntungkan. Khususnya emiten tambang emas, minyak dan nikel. 

"Harga emas mungkin bisa naik karena ada lonjakan permintaan terhadap safe haven. Namun nanti akan ada keseimbangan baru sesuai dengan perkembangan kondisi," jelas Ratna kepada Kontan, Jumat (19/4). 

Baca Juga: IHSG Tumbang 1,11% ke 7.082 Jumat (19/4), PTMP, MEDC, SIDO Top Gainers LQ45

Senada, CEO Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo mengatakan konflik di Timur Tengah turun menyulut kenaikan harga minyak mentah. Namun lonjakan harga komoditas tidak serta merta menjadi sentimen positif bagi emiten tambang.

"Kondisi saat ini berbeda dari 2022, yang mana kenaikan harga disebabkan oleh meningkatnya permintaan, tetapi kali ini harga naik karena keterbatasan suplai tetapi permintaan terbatas," jelasnya. 

Praska mengingatkan kenaikan harga komoditas juga bakal berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi global. Ini disebabkan oleh adanya potensi kenaikan inflasi akibat kenaikan harga. 

Jika inflasi berlanjut, maka era suku bunga tinggi masih akan berlangsung semakin panjang. Tentu ini akan menjadi sentimen negatif untuk pasar yang telah menantikan penurunan suku bunga global. 

Terlepas dari dampak negatifnya kepada makro ekonomi, Praska menyarankan investor memanfaatkan lonjakan pada harga saham komoditas minyak dan untuk trading untuk jangka pendek. 

Menurutnya investor bisa mencermati saham-saham komoditas yang secara valuasi masih murah, seperti PTRO, ADRO, ITMG, HRUM. Untuk sektor logam, investor bisa mencermati ANTM dan MDKA

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×