Reporter: Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Rupiah masih berpotensi melemah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini. Pelaku pasar akan mengantisipasi inflasi bulan April yang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
Akhir pekan lalu, di pasar spot, nilai tukar rupiah menguat 0,11% menjadi Rp 12.948 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga mencatat, rupiah menguat 0,21% ke level Rp 12.937 per dollar AS. Rupiah tertolong karena otot dollar AS sedikit mengendur.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri bilang, awal pekan ini, rupiah akan disetir pengumuman data-data domestik. Menurutnya, kenaikan harga barang dan jasa, termasuk bahan bakar minyak (BBM) pada bulan lalu menjadi indikasi kenaikan inflasi. Prediksi BI, inflasi April 2015 naik 0,19% menjadi 0,44%. “Jika lebih tinggi dari perkiraan, bisa semakin menekan rupiah, bahkan berpotensi kembali ke level psikologis Rp 13.000,” tuturnya.
Prediksi Reny, hari ini, rupiah rentan melemah di Rp 12.912-Rp 13.015. Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Agus Chandra juga menduga, rupiah rawan tekanan. “Hasil FOMC menjaga optimisme kenaikan suku bunga di tahun ini terus terjaga, sehingga pelaku pasar tetap mengoleksi dollar AS. Efeknya negatif bagi rupiah," jelasnya.
Agus menebak, hari ini, rupiah bisa melemah di kisaran Rp 12.900-Rp 13.000 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News