Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sebelum long weekend, rupiah menunjukkan pelemahan terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Senin esok (4/5), mata uang Garuda diperkirakan masih lesu di hadapan greenback.
Di pasar spot, Kamis (30/4), rupiah ditutup merosot 0,20% menjadi Rp 12.962 dibanding penutupan hari sebelumnya. Padahal, siang harinya menguat, diperlihatkan kurs tengah Bank Indonesia yang dirilis pukul 10:00, menguat 0,20% di level 12.937.
Salah satu penekan rupiah besok adalah rilis data inflasi yang diperkirakan meningkat. Dugaan BI, inflasi April naik 0,19% menjadi 0,44% dibanding bulan sebelumnya.
“Tentunya jika rilis data inflasi lebih tinggi, ini akan menekan rupiah,” kata Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang Bank Mandiri akhir pekan ini. Dugaan meningkatnya inflasi ini menjadi salah satu pemicu utama rupiah kembali ke level Rp 13.000.
Faktor lain yang ikut menyeret rupiah secara tidak langsung antara lain efek dari pelaksanaan eksekusi terpidana mati Bali Nine yang dilakukan pekan lalu. “Tidak semua negara di dunia setuju dengan eksekusi mati. Rupiah akibatnya ikut tertekan,” papar Reny.
Sehingga Reny menduga pergerakan rupiah terhadap dollar akan mengalami pelemahan namun tetap dalam rentang sideways.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News