Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Sama seperti di bursa saham, kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi domestik menjatuhkan nilai tukar rupiah di hadapan dollar Amerika Serikat. Kemarin, di pasar spot, rupiah tumbang 0,1% ke posisi Rp 12.995 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga mencatat, pelemahan rupiah 0,43% ke level Rp 12.978 per dollar AS.
Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy menjelaskan, otot rupiah loyo karena pelaku pasar berspekulasi pertumbuhan domestik bruto (PDB) Indonesia kuartal I-2015 tidak akan mencapai harapan, yaitu di level 5%. Data tersebut akan dirilis pada Selasa (5/5) depan. "Sentimen negatif ini bisa menggiring rupiah menembus level psikologis yaitu Rp 13.000 dalam waktu dekat," ujarnya.
Apalagi, koreksi di pasar modal kian membebani rupiah. Dua hari terakhir, dana asing yang keluar dari pasar saham sudah sekitar Rp 4 triliun.
Ekonom Bank Central Asia David Sumual menambahkan, keterpurukan rupiah juga karena permintaan dollar di dalam negeri meningkat menjelang akhir bulan. Pelaku pasar juga lebih memilih memegang dollar AS, mengantisipasi hasil pertemuan dewan moneter bank sentral AS (FOMC meeting) yang mungkin menegaskan rencana kenaikan suku bunga AS.
David menduga, rupiah masih tertekan beberapa hari ke depan. David dan Nizar kompak menebak, hari ini, mata uang Garuda bergerak antara Rp 12.950-Rp 13.050.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News