kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,04   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,22   1,12%
  • LQ45 878   12,25   1,41%
  • ISSI 221   1,22   0,55%
  • IDX30 449   6,60   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,96   1,12%
  • IDX80 127   1,50   1,19%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,81   1,23%

Terdampak Kebijakan Analog Switch-Off (ASO), Berikut Rekomendasi MNCN dan SCMA


Jumat, 19 Mei 2023 / 18:32 WIB
Terdampak Kebijakan Analog Switch-Off (ASO), Berikut Rekomendasi MNCN dan SCMA
ILUSTRASI. Efek samping ketentuan analog switch-off (ASO) mulai berdampak pada kinerja emiten media.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek samping ketentuan analog switch-off (ASO) mulai berdampak pada kinerja emiten media. Pasalnya, sejumlah emiten mencatatkan penurunan kinerja. 

Salah satunya, emiten media milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang laba bersih dan pendapatannya kompak melorot sepanjang kuartal I-2023. 

Menilik laporan keuangan per 31 Maret 2023, pendapatan usaha MNCN mencapai Rp 2,44 triliun. Nilai itu turun 6,24% secara tahunan atau year on year (YoY) dari Rp 2,6 triliun. 

Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo tidak menampik penurunan kinerja tersebut salah satunya oleh efek penerapan ASO yang diimplementasikan pada November 2022 lalu. Tetapi dia bilang hal ini hanya bersifat sementara dan optimistis prospek MNCN pada kuartal II-2023 dan seterusnya akan positif seiring dengan adanya kejelasan yang lebih baik tentang dampak ASO.

Sementara itu laba bersih MNCN mencapai Rp 607,24 miliar. Raihan tersebut turun 1,91% secara tahunan dari Rp 619,1 miliar.

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Media Nusantara Citra (MNCN) Turun di Q1-2023

Setali tiga uang, PT Surya Citra media Tbk (SCMA) juga membukukan penurunan laba bersih sebesar 74% secara tahunan dari Rp 284,84 miliar per Maret 2022 menjadi Rp 66,66 miliar hingga Maret 2023. 

Penurunan itu juga seiring dengan penyusutannya pendapatan bersih entitas usaha PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) ini sebesar 0,65% menjadi Rp 969,21 miliar dari Rp 1,53 triliun. 

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menjabarkan, kinerja MNCN disebabkan oleh pendapatan non-digital yang terus menurun karena efek samping ASO. 

Tekanan utama kinerja SCMA disebabkan oleh membengkaknya biaya operasi lainnya yang membengkak 1.260,88% secara tahunan dari Rp 3,80 miliar per 31 Maret 2022 menjadi Rp 51,77 di Maret 2023.

"Dampak ASO melanjutkan dan ekspektasinya akan memberi tekanan terus terhadap kinerja," kata dia kepada Kontan.co.id, kemarin. 

Baca Juga: Terpapar Efek Kebijakan ASO, Laba Media Nusantara Citra (MNCN) Tahun 2022 Loyo

Senada, Equity Research Analyst Farras Farhan menilai segmen free-to-air (FTA) mungkin menurun lebih jauh di tengah lemahnya situasi makro dan efek ASO. "Sebagian besar perusahaan media akan mendapat tekanan karena lemahnya situasi makro dan peralihan ke media digital," ujar Farras. 

Namun Arjun menilai masih ada potensi perbaikan kinerja para emiten media menjelang musim kampanye. SCMA dan MNCN dinilai berpotensi mencatatkan kenaikan iklan. 

"Kampanye pemilu adalah penopang untuk emiten tersebut di mana ada potensi kenaikan permintaan iklan dan ini bisa translasi ke kenaikan pendapatan," kata Arjun. 

Adapun Arjun merekomendasikan beli MNCN dengan target harga di Rp 650 per saham. Sedangkan, Samuel Sekuritas merekomendasikan sell SCMA dengan target Rp 130. 

Hingga akhir perdagangan Jumat (19/5), harga saham MNCN ditutup melesat 8,40% ke posisi Rp 645. Sementara, SCMA berhasil ditutup menguat 1,44% ke level Rp 141 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×