Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) terus melanjutkan proses akuisisi terhadap emiten konstruksi PT Acset Indonusa Tbk (ACST). Anak usaha UNTR, PT Karya Supra Perkasa (KSP) yang akan mengambil alih ACST akan segera melakukan tender wajib. Demi kepentingan itu, UNTR pun menggelontorkan pinjaman ke KSP sebesar Rp 352,62 miliar.
Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR mengatakan, pinjaman itu memberikan bunga LPS +2% per tahun. Sementara jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut satu tahun.
"Secara bisnis bagi UNTR, akan lebih menguntungkan apabila KSP mendapatkan pinjaman ini dibandingkan apabila perseroan menyimpan dana kasnya di bank dengan rate deposito bank pada saat ini," ujar Sara dalam keterangan resmi, Rabu (4/3).
UNTR mengakuisisi ACST secara bertahap dengan beberapa mekanisme. Saat ini, KSP sudah memiliki 200 juta saham atau 40% saham ACST melalui pembelian langsung di pasar negosiasi. KSP membeli saham tersebut dari kedua pemegang saham ACST, PT Loka Cipta Kreasi dan PT Cross Plus Indonesia.senilai Rp 650 miliar.
Dengan begitu, UNTR masih harus mengambil 50,5 juta saham atau 10,1% saham ACST untuk menguasai mayoritas saham. Caranya, KSP akan membeli saham ACST dari pemegang saham publik melalui tender wajib alias Mandatory Tender Offer.
Nilai tender wajib itu diambil berdasarkan harga rata-rata tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia selama 90 hari sebelum pengumuman negosiasi pada 15 Oktober 2014 lalu, yakni Rp 3.177 per saham.
Nilai itu juga bisa berdasarkan nilai pengambilalihan sebesar Rp 3.250 per saham, diambil harga yang tertinggi. Sehingga, jika ditotal, nilai pembelian 250,5 juta saham ACST mencapai Rp 814,12 miliar.
UNTR memang berencana menggunakan kas internal untuk menyelesaikan seluruh transaksi itu. Jika nantinya dalam mandatory tender offer tersebut KSP tidak mendapatkan 10,1% saham, maka Loka Cipta dan Cross Plus akan melepas saham lagi setara dengan 10,1%.
Namun, karena UNTR tidak bisa mengendalikan jumlah saham yang akan dijual pemegang saham publik, maka perseroan tetap mengalokasikan dana untuk total pembelian saham publik sebesar 31,8% atau 159 juta saham.
Jika tak ada aral melintang, pengalihan saham tambahan ini rencananya akan efektif pada 15 April mendatang. Sara bilang, bisnis ini cukup prospektif untuk UNTR. Saat ini, pendapatan ACST mencapai 2,1% dari total pendapatan bersih UNTR.
Pada perdagangan Rabu (4/3), saham UNTR ditutup melemah 2,59% ke level Rp 21.650 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News