Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telefast Indonesia Tbk, entitas anak perusahaan PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 September mendatang. Masa penawaran umum saham perusahaan ini diselenggarakan pada 9 September hingga 11 September. Harga yang ditawarkan TFAS selama periode IPO ini sebesar Rp 180 per saham.
Muhammad Rifqi Hibatul, salah satu investor yang sedang membeli saham perdana Telefast menyatakan ia mengetahui perusahaan itu IPO dari grup sesama investor.
"Ini tahu dari share sesama investor. Ramai-ramai sama teman beli untuk jangka pendek," ujar Rifqi kepada Kontan.co.id yang ditemui di Bank Mandiri Cabang Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (10/9).
Rifqi yang merupakan seorang mahasiswa ini mengatakan ia akan melepaskan saham Telefast setelah masa IPO di jangka waktu empat hingga lima hari. Ia menambahkan tidak ingin mengambil risiko, jadi saham Telefast hanya untuk trading saja. Rifqi membeli saham TFAS sebanyak 200 lot atau 20.000 saham.
Baca Juga: Telefast Indonesia (TFIN) akan IPO dengan harga Rp 180 per saham
Pada waktu yang sama, Hendra yang juga seorang investor mengatakan membeli sejumlah saham di kisaran yang tidak jauh berbeda dari Rifqi.
"Itu karena rata-rata investor memiliki patokan yang sama, jadi jumlah saham yang kami beli tidak jauh berbeda," kata Hendra.
Hendra juga menyatakan ia mengetahui Telefast dari grup sesama investor. Ia juga berniat membeli saham TFAS untuk jangka pendek.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Telefast Indonesia Tbk Setiawan Parikesit menyatakan perusahaan menargetkan bisa memperoleh dana segar dari IPO ini sebanyak Rp 80 miliar.
Telefast berencana menggunakan dana hasil IPO untuk modal kerja sebesar 70%, belanja modal 25%, dan sisanya 5% diarahkan untuk investasi sumber daya manusia (SDM) berupa rekrutmen internal perusahaan.
Mengenai alokasi belanja modal, Telefast akan menggunakannya untuk meningkatkan software dan hardware aplikasi TFIN, yaitu HR-KU dan Bilik Kerja. Perusahaan itu belum berencana untuk ekspansi usahanya dikarenakan akan fokus pada pengembangan aplikasi yang ada.
"Memang kami ada potensi ingin mengembangkan aplikasi lain di tahun depan, tapi tetap fokus pada aplikasi di bidang sumber daya manusia," tambah Setiawan.
Setiawan juga menyatakan dengan IPO ini perusahaan menargetkan penjualan Telefast di tahun 2019 mencapai Rp 687,5 miliar naik 11,04% dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 619,1 miliar. Sementara untuk tahun 2020 TFAS menargetkan penjualan mencapai Rp 867,1 miliar.
Baca Juga: Telefast Indonesia, anak usaha MCAS siap melantai di BEI Septemeber 2019
Calon emiten yang bergerak dalam bidang digitalisasi SDM itu juga menargetkan laba kotor Telefast meningkat 3,52% menjadi Rp 53,63 miliar di tahun ini, dari tahun sebelumnya Rp 51,8 miliar. Sementara, Telefast menargetkan laba kotor tahun 2020 mencapai Rp 67,63 miliar.
Laba bersih Telefast juga diharapkan naik di tahun ini menjadi Rp 19,72 miliar, sedangkan untuk tahun 2020 ditargetkan menjadi Rp 23,62 miliar.
Sebagai informasi, Telefast Indonesia merupakan perusahaan startup yang bergerak di bidang sumber daya manusia (SDM) secara digital. Bisnis model Telefast adalah menggabungkan perangkat Human Resources Information System (HRIS), manpower supply specialist, dan digital job application.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News