Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Adi Wikanto
Masih agresif
Kendati target penerbitan surat utang negara untuk triwulan ketiga 2016 sudah tercapai, pemerintah tetap agresif meluncurkan obligasi.
“Ini karena pelebaran defisit APBN sehingga mengindikasikan pemerintah membutuhkan dana melalui lelang,” terangnya.
SUN seri FR0061 dan FR0059 masih menjadi primadona dalam lelang kali ini. Investor gencar berburu kedua seri yang disinyalir akan menjadi SUN seri acuan (benchmark) tahun 2017. Mayoritas investor memang menggemari SUN benchmark karena dibalut likuiditas yang tinggi.
“Likuiditas besar akan mempermudah investor untuk menawarkan atau membelinya di pasar sekunder,” pungkasnya.
Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, ada empat seri obligasi negara yang ditawarkan dalam lelang kali ini.
Pertama, SPN12170608 yang diserap Rp 1,35 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 6% dan imbalan diskonto. Efek tersebut mengoleksi penawaran Rp 2,22 triliun dengan yield tertinggi 6,6% dan yield terendah 5,95%. Instrumen ini bakal jatuh tempo pada 8 Juni 2017.
Kedua, FR0061 yang dimenangkan Rp 5,9 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 6,72% dan imbalan 7%. Obligasi tersebut menghimpun penawaran Rp 6,5 triliun dengan yield tertinggi 6,9% dan yield terendah 6,68%. Seri ini tenggat waktunya 15 Mei 2022.
Ketiga, FR0059 yang diserap Rp 3,4 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 6,9% dan kupon 7%. Surat utang tersebut membukukan penawaran Rp 6,49 triliun dengan yield tertinggi 7,27% dan yield terendah 6,85%. Efek ini akan kedaluwarsa pada 15 Mei 2027.
Keempat, FR0072 yang dimenangkan Rp 3,35 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 7,35% dan kupon 8,25%. Jumlah penawaran yang masuk untuk instrumen tersebut mencapai Rp 4,5 triliun dengan yield tertinggi 8% dan yield terendah 7,25%. Obligasi ini bakal jatuh tempo pada 15 Mei 2036.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News