kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Tarif listrik naik, SMGR tetap optimistis


Rabu, 22 Januari 2014 / 17:42 WIB
Tarif listrik naik, SMGR tetap optimistis
ILUSTRASI. Promo Hypermart Dua Mingguan Periode 1-14 September 2022


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyetujui kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) terhitung 1 Mei tahun ini. Bagi emiten yang masuk ke kategori konsumen 1-3, kenaikan tarif listrik diberlakukan sebesar 8,6% per 2 bulan sekali. Sehingga sampai akhir tahun, kenaikannya bisa mencapai 38,9%.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mengklaim bahwa pihaknya tak akan terlalu terpengaruh dengan adanya rencana kenaikan TDL ini. Sekertaris Korporasi SMGR, Agung Wiharto menjelaskan, ada 2 jenis penggunaan listrik pada pabrik SMGR. Pertama, yaitu tarif listrik yang bergerak mengikuti TDL. Kedua, tarif listrik yang berdasarkan atas kesepakatan dengan PLN.

Nah, sebagian besar biaya listrik SMGR ini justru bersumber dari kerja sama secara business to business (b to b) dengan PLN. “Jadi tarifnya tergantung kesepakatan. Referensinya dari harga batubara,” ucap Agung, kepada KONTAN.

Pada beberapa pabrik SMGR, Agung bilang hanya pabrik di Padang saja yang sebagian besar masih menggunakan TDL. Dari 80 megawatt yang dimiliki di situ, sekitar 70 megawatt masih mengikuti TDL.

Padahal di pabrik yang lain, SMGR mengandalkan tarif secara b to b. Sebut saja pabrik di Tuban yang memiliki 180 megawatt dan seluruhnya tak mengikuti TDL. Lalu, pabrik di Tonasa yang memiliki listrik 70 megawatt, hanya 15 megawatt yang mengikuti TDL.

Agung mengatakan bahwa biaya listrik dalam struktur produksi semen per ton yakni sekitar 11%. Ada pun, kenaikan TDL ini dianggapnya tak akan berdampak terlalu signifikan terhadap pelonjakan biaya produksi SMGR. Ia memperkirakan, dengan kenaikan TDL ini, biaya listriknya hanya akan naik sekitar 1% sampai 2% terhadap struktur biaya produksi.

Saham SMGR tutup di angka Rp 14.675. Harga tersebut merosot 2% dibanding hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×