kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Tarif listrik naik, SMGR tetap optimistis


Rabu, 22 Januari 2014 / 17:42 WIB
Tarif listrik naik, SMGR tetap optimistis
ILUSTRASI. Promo Hypermart Dua Mingguan Periode 1-14 September 2022


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyetujui kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) terhitung 1 Mei tahun ini. Bagi emiten yang masuk ke kategori konsumen 1-3, kenaikan tarif listrik diberlakukan sebesar 8,6% per 2 bulan sekali. Sehingga sampai akhir tahun, kenaikannya bisa mencapai 38,9%.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mengklaim bahwa pihaknya tak akan terlalu terpengaruh dengan adanya rencana kenaikan TDL ini. Sekertaris Korporasi SMGR, Agung Wiharto menjelaskan, ada 2 jenis penggunaan listrik pada pabrik SMGR. Pertama, yaitu tarif listrik yang bergerak mengikuti TDL. Kedua, tarif listrik yang berdasarkan atas kesepakatan dengan PLN.

Nah, sebagian besar biaya listrik SMGR ini justru bersumber dari kerja sama secara business to business (b to b) dengan PLN. “Jadi tarifnya tergantung kesepakatan. Referensinya dari harga batubara,” ucap Agung, kepada KONTAN.

Pada beberapa pabrik SMGR, Agung bilang hanya pabrik di Padang saja yang sebagian besar masih menggunakan TDL. Dari 80 megawatt yang dimiliki di situ, sekitar 70 megawatt masih mengikuti TDL.

Padahal di pabrik yang lain, SMGR mengandalkan tarif secara b to b. Sebut saja pabrik di Tuban yang memiliki 180 megawatt dan seluruhnya tak mengikuti TDL. Lalu, pabrik di Tonasa yang memiliki listrik 70 megawatt, hanya 15 megawatt yang mengikuti TDL.

Agung mengatakan bahwa biaya listrik dalam struktur produksi semen per ton yakni sekitar 11%. Ada pun, kenaikan TDL ini dianggapnya tak akan berdampak terlalu signifikan terhadap pelonjakan biaya produksi SMGR. Ia memperkirakan, dengan kenaikan TDL ini, biaya listriknya hanya akan naik sekitar 1% sampai 2% terhadap struktur biaya produksi.

Saham SMGR tutup di angka Rp 14.675. Harga tersebut merosot 2% dibanding hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×