kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,45   0,83%
  • KOMPAS100 1.107   11,93   1,09%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   1,25   0,57%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,59   1,05%
  • IDX80 127   1,36   1,08%
  • IDXV30 135   0,76   0,57%
  • IDXQ30 149   1,76   1,20%

Tarif listrik naik, SMGR tetap optimistis


Rabu, 22 Januari 2014 / 17:42 WIB
Tarif listrik naik, SMGR tetap optimistis
ILUSTRASI. Promo Hypermart Dua Mingguan Periode 1-14 September 2022


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyetujui kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) terhitung 1 Mei tahun ini. Bagi emiten yang masuk ke kategori konsumen 1-3, kenaikan tarif listrik diberlakukan sebesar 8,6% per 2 bulan sekali. Sehingga sampai akhir tahun, kenaikannya bisa mencapai 38,9%.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mengklaim bahwa pihaknya tak akan terlalu terpengaruh dengan adanya rencana kenaikan TDL ini. Sekertaris Korporasi SMGR, Agung Wiharto menjelaskan, ada 2 jenis penggunaan listrik pada pabrik SMGR. Pertama, yaitu tarif listrik yang bergerak mengikuti TDL. Kedua, tarif listrik yang berdasarkan atas kesepakatan dengan PLN.

Nah, sebagian besar biaya listrik SMGR ini justru bersumber dari kerja sama secara business to business (b to b) dengan PLN. “Jadi tarifnya tergantung kesepakatan. Referensinya dari harga batubara,” ucap Agung, kepada KONTAN.

Pada beberapa pabrik SMGR, Agung bilang hanya pabrik di Padang saja yang sebagian besar masih menggunakan TDL. Dari 80 megawatt yang dimiliki di situ, sekitar 70 megawatt masih mengikuti TDL.

Padahal di pabrik yang lain, SMGR mengandalkan tarif secara b to b. Sebut saja pabrik di Tuban yang memiliki 180 megawatt dan seluruhnya tak mengikuti TDL. Lalu, pabrik di Tonasa yang memiliki listrik 70 megawatt, hanya 15 megawatt yang mengikuti TDL.

Agung mengatakan bahwa biaya listrik dalam struktur produksi semen per ton yakni sekitar 11%. Ada pun, kenaikan TDL ini dianggapnya tak akan berdampak terlalu signifikan terhadap pelonjakan biaya produksi SMGR. Ia memperkirakan, dengan kenaikan TDL ini, biaya listriknya hanya akan naik sekitar 1% sampai 2% terhadap struktur biaya produksi.

Saham SMGR tutup di angka Rp 14.675. Harga tersebut merosot 2% dibanding hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×