Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Mimi menilai, target pertumbuhan 3%-4% tahun ini cukup moderat mengingat konsumsi semen sepanjang 2019 juga cukup rendah.
“Sejalan dengan pandangan manajemen, kami berekspektasi bahwa penjualan semen domestik akan tumbuh sekitar 3,5% secara year-on-year untuk INTP hingga full-year 2020,” tulis Mimi dalam riset, bulan lalu (2/1).
Baca Juga: Ada masalah oversupply, seperti apa rekomendasi saham emiten sektor semen?
Kedua analis ini sama-sama merekomendasikan hold untuk saham INTP. Mimi melihat target harga INTP sebesar Rp 19.200 per saham. Sementara Meilki menyarankan hold dengan target harga Rp 21.000 hingga Desember 2020.
Pada penutupan perdagangan Jumat (31/1), saham INTP ditutup melemah 4,35% ke level 16.475 per saham. Secara year-to-date, harga saham penghuni Indeks Kompas100 ini telah tergerus 13,40%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
