Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis memperkirakan kinerja emiten sektor semen akan terus tertekan isu oversupply sepanjang tahun ini. Bagaimana rekomendasi untuk saham emiten semen?
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menjagokan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebagai emiten pilihan di sektor semen. Dia merekomendasikan buy saham SMGR dengan target harga Rp 12.950 per saham. Menurutnya, SMGR memiliki pangsa pasar domestik yang lebih besar dibandingkan emiten semen lainnya.
Pasca akuisisi dengan PT Solusi Bangun Indonesia atau SMCB, SMGR menguasai pangsa pasar semen domestik sebesar 53%. Dengan terbukanya peluang pembangunan infrastruktur di luar Jawa, SMGR menjadi emiten yang memiliki kesiapan operasional terbaik di luar pulau Jawa.
Baca Juga: Emiten sektor semen masih dibayangi sentimen kelebihan pasokan di tahun ini
Dengan penguasaan pangsa pasar yang lebih besar dari emiten lainnya, SMGR memiliki potensi untuk mengendalikan harga. Selain itu, mereka juga dapat bersaing dari segi harga jika harus berhadapan dengan semen impor.
Dari segi keuangan, SMGR mampu membukukan kenaikan penjualan hingga kuartal III tahun lalu sebesar 31% yoy atau setara Rp 28 triliun. Hal tersebut didorong oleh efek konsolidasi kinerja SMCB tahun ini pasca akuisisi 80,6% saham miik Holderfin B.V.
Selain saham SMGR, analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya merekomendasikan wait and see saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Andrey memasang target harga INTP di level Rp 20.500 per saham.
Berdasarkan risetnya, INTP dapat mendominasi pasar di Jawa Barat meskipun pangsa pasar di Sumatra harus menurun.
Menurutnya masih ada potensi berkembang dari INTP. Andrey memproyeksikan upside perusahaan sebesar 9,3% dengan pertumbuhan EPS sepanjang tahun 2020 sebesar 17,7%.
Baca Juga: Begini strategi Semen Indonesia (SMGR) hadapi oversupply di tahun depan